Jangan menatapku dengan mata api itu,
aku malu seperti telanjang disiang terang
jangan pula kuliti aku dengan mata setajam silet itu,
aku takut pada keterbukaan yang telah memenjarakanku berpuluh tahun lamanya
Jangan sungguh jangan...
aku mohon jangan belah dadaku dengan mata berkilau pedang itu
aku masih ingin hidup meski telah dimatikan selama ini
Sejujurnya,
jangan rafalkan mantera menghanguskan asa dan rasa itu..
aku mohon maafkanlah ketololanku...
Karya Drs Mustahari Sembiring sang muham.-
#Pondok bambu istanaku, Senin 16/09/2013=09:24wib
ku, Rabu 18/09/2013=07:27wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar