KEKASIHKU
Karya: Samodera Berbisik
Engkau berlari mengejar pengembaraan aksara
Menimang setitik rindu yang kutinggal di angkasa
Sepenuh hati kau kembalikan dalam rasa
Kita berpeluk mendekap luka goresan lara
Kekasih kukira engkau terlena
Meratapi koyaknya sebentang layar jiwa
Ternyata memeluk dalam rindu membara
Aku terkulai tak berdaya
Tak ada lagi keraguan membayang
Senyummu selalu terkenang
Menyelimuti seribu gamang
Dan aku luruh dalam pandang
Kupunya hati telah kuserahkan
Pada cinta yang engkau tawarkan
Kini tinggal harap kebahagian
Padamu kekasih pujaan
Kutunggu engkau di sudut malam
Untuk menyemai cinta terpendam
Pada sebentuk jiwa terdalam
Aku dan kamu saling menggenggam
Rindu kita yang sedang bergelora
Mengecup segala cerita lara
Aku kamu sepasang jiwa
Bertaut karena cinta
Tangerang, 30 Mei 2019
#Salammesrakuuntukmukekasihku
TELAGA RINDU
Karya: Samodera Berbisik
Terik menyengat jiwa
Mengusik kembali setitik lara
Bermain cerita usang di pelupuk mata
Menyentuh sendu pilu di rongga dada
Angan melayang menembus kabut
Rindu pun menepis kalut
Terduduk aku sedikit teringsut
Melepas gundah kian menyudut
Aku ingin berlari meninggalkan sesaknya perih
Menyusuri sepi bersama senandung lirih
Menemukanmu duhai kekasih
Untuk menenggelamkan seribu perih
Netramu... telagaku
Menyejuki gundah kalbu
Aku ingin menyelami rindu
Pada kehangatan jiwamu
Gundah ini menemani haru
Dekap aku dalam hangat kecupan rindu
Dan biarkan aku tenggelam dalam telaga netramu
Tanpa terucap sepatah ragu
Sejatinya dirimu
Telaga rindu
Membiru
Di setiap waktu
Tangerang, 02 Juni 2019
RIMBA CINTA
Karya: Samodera Berbisik
Perempuan puisi mengais aksara dalam setiap perjalanan. Merangkaikan dalam paragraf-paragraf kerinduan. Dan terciptalah sebuah cerita dalam lakon pementasan fragmen dunia
Ia tak lagi menyanjung sunyi, kebekuan hati pun telah mencair. Seberkas sinar melewati celah dedaunan menghangati jiwanya. Mengikis setiap jerit pilu palung nadi
Ia menyemai benih asih pada belukar rimba cinta. Bunga-bunga bermekaran, dan kumbang jantan menghisap madunya Terjadilah siklus alam untuk terjadi sebuah pembuahan.
Rimba cintanya berkembang, tumbuh subur penuh keindahan. Memecah kesunyian yang selama ini bertahta pada singgasana keheningan
Perempuan puisi bersimpuh di atas sajadah pengharapan. Air matanya berderai memecah sepertiga malam. Namun kali ini adalah bening kristal kebahagiaan. Syair mengalun merdu menghapus setiap titik titik pilu. Yang telah sekian waktu memenuhi lembar-lembar peran elegi kehidupan
Kini perempuan puisi tersesat dalam rimba cinta sehingga ia pun enggan untuk pulang. Bersama bidadari-bidari kecilnya membangun istana kebahagiaan dalam dekapan sang pangeran
Tangerang, 02 Juni 2019
PELABUHAN ASA
Karya: Samodera Berbisik
Melepas jangkar, biduk pun bersandar
Selembar layar, usai berkibar
Pohon-pohon juntaikan akar
Senjaku di tepian pantai nan hingar
Ritme rindu bersimphony seiring nyanyian alam
Terpenggal sebuah sajak dalam geram
Saat rembulan menyapa kelam
Dan aku luruh dalam diam
Aku... kamu adalah kita dalam ikatan cerita cinta
Menyemai rasa dalam aksara makna
Tanpa meminta dalam sebuah pinta
Mengalir deras hingga bermuara
Sentuhan tulusmu menyemai benih kasih
Mengusik bilik hati yang telah tersisih
Oleh serpihan segala perih
Yang mengunung berkawah getih
Teduhnya pandangan netra
Mencairkan keangkuhan rasa
Aku tak berdaya saat sepasang tangan mendekap sukma
Sehingga hati tak mampu mengelaknya
Senyummu menuntun langkah menuju pelabuhan asa
Tangerang, 31 Mei 2019
MENGAKAR DAN MENJALAR
Karya: Samodera Berbisik
Rimba paling belantara di antara perdu menjalar dan mengakar. Sepucuk pinus melambai, menari bersama sepoi sang bayu. Aku terlampau ringkih dalam rengkuhmu, untuk menatap terik sang surya hingga senja menyapa
Lantunan kidung merdu menyentuh kalbu hingga ke palung nadi. Rindu ini merintih menyambut kecupan hangat sepasang kelopak hasratmu. Aku terkulai dalam belaian kasih sayang
Tak akan pernah ada waktu membuatku berpaling dari pandangan netramu, duhai kekasihku. Tersebab jiwa telah mengakar dan menjalar mengikat seluruh persendian
Usah engkau pertanyakan lagi tentang benih asih yang tertanam, hati pun telah mendengarkan suara gemuruh kerinduan ini menunggu dekapanmu
Telah kuserahkan hati dan jiwa kepada kedalaman palung nadi hingga engkau dan aku mengakhiri, oleh sebuah akhir sejati
Tangerang, 01Juni 2019
SELAMAT PAGI CINTA
Karya: Samodera Berbisik
Tersungging senyum manis pada sepasang kelopak mawarnya. Bersenandung merdu relung hati menyanyikan lagu rindu. Tentang hadirnya cinta sang pujangga bermata elang namun bak telaga menyejukkan jiwa
"Cinta itu buta.Kan kutempuh ribuan jarak untuk memeluk jiwamu duhai kekasihku." Berkata sang pujangga dalam sepenggal syair.
"Tapi aku tak mau buta karena cinta, karena ia begitu suci." Balasan sebait sajak perempuan puisi
Selamat pagi...usah lagi risau tentang semua. Perasaan suci akan hadirnya cinta sejati. Mengaliri denyut nadi sejernih mata air dari perut bumi. Bening tiada setitik debu mengotori. Begitu indah berpadu dua hati meski harus tak saling memiliki.
.
Cinta tak pernah salah. Namun ruang dan waktu tak layak menghuni. Biarlah kita menikmati kebersamaan tanpa saling menyakiti. Mengalir sedemikian sempurna dalam siklus tangan sang Illahi Robbi
.
Tersenyumlah. Sambut sang mentari dan katakanlah dari kedalaman sanubari, Selamat Pagi Cinta
Tangerang, 03 Juni 2019
LANGIT IKUT MENJERIT
Karya: Samodera berbisik
Di hari yang fitri hati ingin kembali suci
Membuka lembaran putih tak setitikpun hitam mewarnai
Sebuah keinginan mudik yang menjadi tradisi
Mengundang kegalauan berarti
Kekecewaan begitu sakit
Saat ticket terasa menggigit
Kening semakin mengernyit
Dan langit ikut menjerit
Duuhhh..
Terpaksa mudik tertunda
Tanpa bisa berbuat apa
Senyum tercipta dengan paksa
Menutupi rasa kecewa
Esok masih ada waktu
Untuk kembali meramu mau
Di tahun mendatang bertemu
Lebaran yang di tunggu
Semoga tak ada lagi melejit
Ticket yang terjepit
Dan langit
Tak lagi ikut menjerit
Tangerang, 06 Juni 2019
PANGERAN HATI
Karya: Samodera Berbisik
Tersemat rapat dipalung terdalam, namamu indah bersemayam. Tak akan se incipun tergeser. Bait-bait rindu, tak akan aku senandungkan untukmu, keikhlasan atas kepergian aksaramu yang tertanam dalam pusara, bertabur seribu kamboja
Kesakitan luar biasa, menyelimuti ratapan jiwa, saat senyummu mengangkasa berbaur bintang gemintang. Sementara rinduku begitu bergelora mengharap dekapmu, ternyata bualan kemunafikan
Aku bersama anak-anak puisi sekarat dalam pilu menyayat. Dan...Maaf, jawabmu berlalu. Pangeran hati, semua telah menepi, namamu dilubuk hati terbingkai dalam kenangan
Kini biarlah aku merasakan apa yang tak pernah kau berikan. Sebuah ketulusan dari elang nan bertelaga penyejuk. Pergilah dengan ketenangan atau kepuasan yang entah... engkau rasakan
Pangeran hati. Maaf akupun akan pergi bersama sang pengisi sunyi yang kini mewarnai lembar-lembar hati ini
Perjalanan
Tangerang-Bekasi, 06 Juni 2019
DETAK-DETIK
Karya: Samodera Berbisik
Detak-detik berdetak menghentak
Denyut jantung memacu rasa bertindak
Ingin hasrat memeluk tanpa sesak
Kerinduan yang tiada dapat terelak
Oooh kekasihku, andai tak berjarak raga
Akan selalu terselami indahnya telaga
Dari netramu, menyejuki jiwa
Dan... aku terpaku, tak berdaya
Detak-detik berdetak tak terkendali
Selalu senyummu kuingini
Mewarnai lembaran hati
Menjelajah sunyi, dalam rindu tak bertepi
Sang pujangga, diksi kita mengasuh aksara cinta, berpuisi dalam rindu
Aku membelai, setiap detak jantung mengisi detik-detik denyut nadimu
Kukecup seribu mesra, peluh kerinduan memacu dalam laju
Saat engkau berlari menenangkan hasrat memburu
Detak-detik... biarkan mengalun syahdu
Tanpa menabuh pilu
Tiada irama sendu
Terus merah jambu yang membiru
Tangerang, 05 Juni 2019
SETITIK RINDU
Karya: Samodera Berbisik
Setitik rindu berpijar di kuncup hati
setetes embun membasahi
Bermekaran semerbak mewangi
Saat kau sentuh dengan kecupan surgawi
Busung dadamu menenggelamkan kesunyian
Kidung merdu mengalun memecah keheningan
Berdegub detik detak jantungku tak beraturan
Saat peluk bersatu menyapa kerinduan
Ketika malam tiada berbintang
Engkau datang menyemai kebahagiaan
Langit hatiku seketika cerah cemerlang
Menyambut hangatnya sebuah dekapan
Telah terbingkai dalam figura cinta
Kecupan kecupan mesra yang engkau lukiskan
Pada garis-garis sederhana bak bulir intan permata
Memenuhi hamparan hatiku yang kasmaran
Setitik rindu berkembang meluah membasahi kepingan atma
Indah membiaskan merahnya merah muda
Aku terbuai ayunan cinta yang engkau hembuskan
Pada nafas aksara-aksara puisi kita
Tangerang, 04 Mei 2019
CINTA SETITIK JEDA
Karya: Samodera Berbisik
Benih asih yang engkau semai, bersemi semisai belukar menjalar dan mengakar pada rimba rindu
.
Sang pawana berhembus menyenandungkan asmara... bergelora. Riuh melantukan doa kebersamaan dalam buncah bungahnya rasa
.
Ketika setitik cemburu membidik buntala, menyapa kepekaan rasa, merajuk inginkan belai mesra sebagai naluri jiwa. "Salahkah aku menciptanya?." lirih perempuan puisi berkata.
.
Malam berlalu, lelap pun dalam resah, sang pujangga membiarkan arutala muram dalam pejam, dan cinta setitik jeda menguasai hati sang perempuan puisi
.
Ketika pagi telah menyapa sepi menyapa. Begitu ngelangut rerasa jiwa.Tak ada senyum menghiasi tersebab Cinta Setitik Jeda
Tangerang, 07 Juni 201
Tidak ada komentar:
Posting Komentar