UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Senin, 03 Juni 2019

Kumpulan puisi Samodera Berbisik - RIMBA CINTA





KEKASIHKU
Karya: Samodera Berbisik


Engkau berlari mengejar pengembaraan aksara
Menimang setitik rindu yang kutinggal di angkasa
Sepenuh hati kau kembalikan dalam rasa
Kita berpeluk mendekap luka goresan lara

Kekasih kukira engkau terlena
Meratapi koyaknya sebentang layar jiwa
Ternyata memeluk dalam rindu membara
Aku terkulai tak berdaya

Tak ada lagi keraguan membayang
Senyummu selalu terkenang
Menyelimuti seribu gamang
Dan aku luruh dalam pandang

Kupunya hati telah kuserahkan
Pada cinta yang engkau tawarkan
Kini tinggal harap kebahagian
Padamu kekasih pujaan

Kutunggu engkau di sudut malam
Untuk menyemai cinta terpendam
Pada sebentuk jiwa terdalam
Aku dan kamu saling menggenggam

Rindu kita yang sedang bergelora
Mengecup segala cerita lara
Aku kamu sepasang jiwa
Bertaut karena cinta

Tangerang, 30 Mei 2019
#Salammesrakuuntukmukekasihku



TELAGA RINDU
Karya: Samodera Berbisik

Terik menyengat jiwa
Mengusik kembali setitik lara
Bermain cerita usang di pelupuk mata
Menyentuh sendu pilu di rongga dada

Angan melayang menembus kabut
Rindu pun menepis kalut
Terduduk aku sedikit teringsut
Melepas gundah kian menyudut

Aku ingin berlari meninggalkan sesaknya perih
Menyusuri sepi bersama senandung lirih
Menemukanmu duhai kekasih
Untuk menenggelamkan seribu perih

Netramu... telagaku
Menyejuki gundah kalbu
Aku ingin menyelami rindu
Pada kehangatan jiwamu

Gundah ini menemani haru
Dekap aku dalam hangat kecupan rindu
Dan biarkan aku tenggelam dalam telaga netramu
Tanpa terucap sepatah ragu

Sejatinya dirimu
Telaga rindu
Membiru
Di setiap waktu

Tangerang, 02 Juni 2019



RIMBA CINTA
Karya: Samodera Berbisik


Perempuan puisi mengais aksara dalam setiap perjalanan. Merangkaikan dalam paragraf-paragraf kerinduan. Dan terciptalah sebuah cerita dalam lakon pementasan fragmen dunia

Ia tak lagi menyanjung sunyi, kebekuan hati pun telah mencair. Seberkas sinar melewati celah dedaunan menghangati jiwanya. Mengikis setiap jerit pilu palung nadi

Ia menyemai benih asih pada belukar rimba cinta. Bunga-bunga bermekaran, dan kumbang jantan menghisap madunya Terjadilah siklus alam untuk terjadi sebuah pembuahan.

Rimba cintanya berkembang, tumbuh subur penuh keindahan. Memecah kesunyian yang selama ini bertahta pada singgasana keheningan

Perempuan puisi bersimpuh di atas sajadah pengharapan. Air matanya berderai memecah sepertiga malam. Namun kali ini adalah bening kristal kebahagiaan. Syair mengalun merdu menghapus setiap titik titik pilu. Yang telah sekian waktu memenuhi lembar-lembar peran elegi kehidupan

Kini perempuan puisi tersesat dalam rimba cinta sehingga ia pun enggan untuk pulang. Bersama bidadari-bidari kecilnya membangun istana kebahagiaan dalam dekapan sang pangeran

Tangerang, 02 Juni 2019



PELABUHAN ASA
Karya: Samodera Berbisik


Melepas jangkar, biduk pun bersandar
Selembar layar, usai berkibar
Pohon-pohon juntaikan akar
Senjaku di tepian pantai nan hingar

Ritme rindu bersimphony seiring nyanyian alam
Terpenggal sebuah sajak dalam geram
Saat rembulan menyapa kelam
Dan aku luruh dalam diam

Aku... kamu adalah kita dalam ikatan cerita cinta
Menyemai rasa dalam aksara makna
Tanpa meminta dalam sebuah pinta
Mengalir deras hingga bermuara

Sentuhan tulusmu menyemai benih kasih
Mengusik bilik hati yang telah tersisih
Oleh serpihan segala perih
Yang mengunung berkawah getih

Teduhnya pandangan netra
Mencairkan keangkuhan rasa
Aku tak berdaya saat sepasang tangan mendekap sukma
Sehingga hati tak mampu mengelaknya
Senyummu menuntun langkah menuju pelabuhan asa

Tangerang, 31 Mei 2019



MENGAKAR DAN MENJALAR
Karya: Samodera Berbisik


Rimba paling belantara di antara perdu menjalar dan mengakar. Sepucuk pinus melambai, menari bersama sepoi sang bayu. Aku terlampau ringkih dalam rengkuhmu, untuk menatap terik sang surya hingga senja menyapa

Lantunan kidung merdu menyentuh kalbu hingga ke palung nadi. Rindu ini merintih menyambut kecupan hangat sepasang kelopak hasratmu. Aku terkulai dalam belaian kasih sayang

Tak akan pernah ada waktu membuatku berpaling dari pandangan netramu, duhai kekasihku. Tersebab jiwa telah mengakar dan menjalar mengikat seluruh persendian

Usah engkau pertanyakan lagi tentang benih asih yang tertanam, hati pun telah mendengarkan suara gemuruh kerinduan ini menunggu dekapanmu

Telah kuserahkan hati dan jiwa kepada kedalaman palung nadi hingga engkau dan aku mengakhiri, oleh sebuah akhir sejati

Tangerang, 01Juni 2019



SELAMAT PAGI CINTA
Karya: Samodera Berbisik


Tersungging senyum manis pada sepasang kelopak mawarnya. Bersenandung merdu relung hati menyanyikan lagu rindu. Tentang hadirnya cinta sang pujangga bermata elang namun bak telaga menyejukkan jiwa

"Cinta itu buta.Kan kutempuh ribuan jarak untuk memeluk jiwamu duhai kekasihku." Berkata sang pujangga dalam sepenggal syair.
"Tapi aku tak mau buta karena cinta, karena ia begitu suci." Balasan sebait sajak perempuan puisi

Selamat pagi...usah lagi risau tentang semua. Perasaan suci akan hadirnya cinta sejati. Mengaliri denyut nadi sejernih mata air dari perut bumi. Bening tiada setitik debu mengotori. Begitu indah berpadu dua hati meski harus tak saling memiliki.
.
Cinta tak pernah salah. Namun ruang dan waktu tak layak menghuni. Biarlah kita menikmati kebersamaan tanpa saling menyakiti. Mengalir sedemikian sempurna dalam siklus tangan sang Illahi Robbi
.
Tersenyumlah. Sambut sang mentari dan katakanlah dari kedalaman sanubari, Selamat Pagi Cinta

Tangerang, 03 Juni 2019



LANGIT IKUT MENJERIT
Karya: Samodera berbisik


Di hari yang fitri hati ingin kembali suci
Membuka lembaran putih tak setitikpun hitam mewarnai
Sebuah keinginan mudik yang menjadi tradisi
Mengundang kegalauan berarti

Kekecewaan begitu sakit
Saat ticket terasa menggigit
Kening semakin mengernyit
Dan langit ikut menjerit

Duuhhh..
Terpaksa mudik tertunda
Tanpa bisa berbuat apa
Senyum tercipta dengan paksa
Menutupi rasa kecewa

Esok masih ada waktu
Untuk kembali meramu mau
Di tahun mendatang bertemu
Lebaran yang di tunggu

Semoga tak ada lagi melejit
Ticket yang terjepit
Dan langit
Tak lagi ikut menjerit

Tangerang, 06 Juni 2019



PANGERAN HATI
Karya: Samodera Berbisik


Tersemat rapat dipalung terdalam, namamu indah bersemayam. Tak akan se incipun tergeser. Bait-bait rindu, tak akan aku senandungkan untukmu, keikhlasan atas kepergian aksaramu yang tertanam dalam pusara, bertabur seribu kamboja

Kesakitan luar biasa, menyelimuti ratapan jiwa, saat senyummu mengangkasa berbaur bintang gemintang. Sementara rinduku begitu bergelora mengharap dekapmu, ternyata bualan kemunafikan

Aku bersama anak-anak puisi sekarat dalam pilu menyayat. Dan...Maaf, jawabmu berlalu. Pangeran hati, semua telah menepi, namamu dilubuk hati terbingkai dalam kenangan

Kini biarlah aku merasakan apa yang tak pernah kau berikan. Sebuah ketulusan dari elang nan bertelaga penyejuk. Pergilah dengan ketenangan atau kepuasan yang entah... engkau rasakan

Pangeran hati. Maaf akupun akan pergi bersama sang pengisi sunyi yang kini mewarnai lembar-lembar hati ini

Perjalanan
Tangerang-Bekasi, 06 Juni 2019



DETAK-DETIK
Karya: Samodera Berbisik


Detak-detik berdetak menghentak
Denyut jantung memacu rasa bertindak
Ingin hasrat memeluk tanpa sesak
Kerinduan yang tiada dapat terelak

Oooh kekasihku, andai tak berjarak raga
Akan selalu terselami indahnya telaga
Dari netramu, menyejuki jiwa
Dan... aku terpaku, tak berdaya

Detak-detik berdetak tak terkendali
Selalu senyummu kuingini
Mewarnai lembaran hati
Menjelajah sunyi, dalam rindu tak bertepi

Sang pujangga, diksi kita mengasuh aksara cinta, berpuisi dalam rindu
Aku membelai, setiap detak jantung mengisi detik-detik denyut nadimu
Kukecup seribu mesra, peluh kerinduan memacu dalam laju
Saat engkau berlari menenangkan hasrat memburu

Detak-detik... biarkan mengalun syahdu
Tanpa menabuh pilu
Tiada irama sendu
Terus merah jambu yang membiru

Tangerang, 05 Juni 2019



SETITIK RINDU
Karya: Samodera Berbisik


Setitik rindu berpijar di kuncup hati
setetes embun membasahi
Bermekaran semerbak mewangi
Saat kau sentuh dengan kecupan surgawi

Busung dadamu menenggelamkan kesunyian
Kidung merdu mengalun memecah keheningan
Berdegub detik detak jantungku tak beraturan
Saat peluk bersatu menyapa kerinduan

Ketika malam tiada berbintang
Engkau datang menyemai kebahagiaan
Langit hatiku seketika cerah cemerlang
Menyambut hangatnya sebuah dekapan

Telah terbingkai dalam figura cinta
Kecupan kecupan mesra yang engkau lukiskan
Pada garis-garis sederhana bak bulir intan permata
Memenuhi hamparan hatiku yang kasmaran

Setitik rindu berkembang meluah membasahi kepingan atma
Indah membiaskan merahnya merah muda
Aku terbuai ayunan cinta yang engkau hembuskan
Pada nafas aksara-aksara puisi kita

Tangerang, 04 Mei 2019



CINTA SETITIK JEDA
Karya: Samodera Berbisik


Benih asih yang engkau semai, bersemi semisai belukar menjalar dan mengakar pada rimba rindu
.
Sang pawana berhembus menyenandungkan asmara... bergelora. Riuh melantukan doa kebersamaan dalam buncah bungahnya rasa
.
Ketika setitik cemburu membidik buntala, menyapa kepekaan rasa, merajuk inginkan belai mesra sebagai naluri jiwa. "Salahkah aku menciptanya?." lirih perempuan puisi berkata.
.
Malam berlalu, lelap pun dalam resah, sang pujangga membiarkan arutala muram dalam pejam, dan cinta setitik jeda menguasai hati sang perempuan puisi
.
Ketika pagi telah menyapa sepi menyapa. Begitu ngelangut rerasa jiwa.Tak ada senyum menghiasi tersebab Cinta Setitik Jeda

Tangerang, 07 Juni 201




Tidak ada komentar:

Posting Komentar