BIMBANG SANUBARI
Kau
yang berulangkali
mencoba tuk menggenggam hati
Bisakah
rasa ini kau miliki
Mengikat sanubari
dengan kesungguhan diri
dalam kebimbangan isi
yang selalu datang
silih berganti
Akankah
semua ini kan abadi
entahlah
Mengapa disetiap saat
bayangmu selalu datang
menghampiri
Mungkinkah
hatiku telah terkunci
Sungguh
aku tiada mengerti
#Hidayat
kediri 30 mei 2019
DI DINGIN PAGI
Cahaya mentari
membelah langitku
di awal hari ini
yang begitu sunyi
Dedaunan
yang bergoyang tertiup angin
seakan melambai-lambai
bagai bocah kecil
yang minta di peluk
saat terbangun dari mimpi
Ia begitu dingin
dengan lembar yang basah tersiram embun
di hadapan sang fajar yang menanti
Dan sepi ini
begitu sempurna
dengan hilangnya
bayang-bayang indahmu di pelupuk mata
Semua seakan menjauh pergi
bagai malam tadi
yang menghilang
tanpa permisi
#Hidayat
Kraksaan 03 juni 2019
RASA DI MALAM SEPI
Sendiri
terjaga di malam sepi
hanya memandang bintang
di langit yang tinggi
Terfikir tentang rasa hati
tuk selalu berbagi
semua isi
dari dalam nurani
Rasa yang berbisik
kadang lirih
kadang pula bergemuruh
bagai debur ombak
di lautan yang biru
Rasa yang datang
tanpa harus mengusir
Berbisik
namun terdengar nyata
Mengisi
namun tak membuat sesak
Rasa yang mengajak
tanpa memaksa
karena ikhlas jiwa
adalah jalannya
Sesuci embun
yang mengiringi hadirnya
berharap sejuk abadi
di hati yang dihinggapi
#Hidayat
Kraksaan 07 juni 2019
SINAR KEYAKINAN
Alam memang selalu
menghadirkan kejutan
dengan memberi kita
banyak jalan sebagai pilihan
Yang kadang kala
membuat kita bingung
karena akhirnya
tak seperti yang kita harap kan
Tapi aku selalu
memiliki satu kekuatan
yaitu keyakinan
Hingga bila nanti
malam tiada lagi
ber tabur bintang
dan siang pun
tiada lagi ber cahaya
Aku ber harap dengan pasti
pada keyakinan diri
Yang 'kan memberi sinar
tuk menerangi jalan
di gelap nya alam ini
agar tak tersesat
dalam kelam nya hidup
#Hidayat
Kediri,14 juli 2019
MIMPI YANG DUSTA
Kau yang selalu datang
bersama rayuan manja
kala malam mulai menyapa
Kau imingi otak ku
dengan keindahan semu
membuai semangat ku
hingga terkapar tak berdaya
Kau lah mimpi yang dusta
selalu mencoba bayangi rasa
menitik rasa penasaran di jiwa
tentang keindahan
yang tak berkesudahan
Sampai kapan kah
kau kan selalu menjajah otak ku..?
Tidak
tak kan ku biarkan
semua ini berlarut
di hidup ku
Ku kan bergegas temui pagi
meminta ke relaan nya
meminjamkan Sang Surya pada ku
tuk membakar
semua mimpi yang hanya
angan belaka
#Hidayat
Kediri,14 juli 2019
KSATRIA SENJA
Ku mulai hari
Kala Sang Mentari
Mulai tergelincir pasti
Di langit atas bumi
Ku langkahkan kaki
Laksanakan tugas suci
Bersama do'a dalam hati
Pada Sang Ilahi Robbi
Senja ku arungi
Dengan semangat tinggi
Sepenuh keyakinan diri
Untuk keberkahan hidup ini
Ksatria senja
Berjuang dengan seksama
Menyatukan kemampuan jiwa dan raga
Untuk sebuah cita-cita
#Proling,30/07/19
Puisi kolaborasi
Edisi 30
Hidayat - Dini Amelia
DI BERITA PAGI
Membuka mata di awal pagi. Sambil di temani secangkir kopi dan sajian berita dari media informasi.
Apa kabar, untuk dosa-dosa yang di tuhankan.
Juga mantra-mantra beraroma benci
Yang dengan tamak menjagal beberapa hak privacy..?
Apa kabar untuk drama-drama munafik berlevel smart tertinggi,
Seperti makanan basi yang dikomsumsi berulang kali...?
Sungguh sebuah ironi di kehidupan yang memuja kebebasan, namun tanpa perasaan.
Yang bisa berbuat semaunya tanpa berfikir lagi akibatnya.
Apakah ini yang di sebut ber ekspresi dalam kebebasan..?
mentari pagi
para tokoh bernyanyi
di surat kabar
Jkt - Semarang, 27/11/19
Puisi kolaborasi
Edisi 29
Hidayat - Nhirya Alisha
BAYANGAN MERINDU
NA : Sosokmu nan rupawan
Kubuka disetiap lembar sunyi
Kusebut dalam kerinduan
Terselip di setiap doa hati.
HA : Usah kau sanjung adaku
Hanyalah seorang pria lalu
Usah pula kau beri rindu
Hanya 'kan membebani kalbu.
NA : Dari kejauhan tempatku
Kucoba peluk erat bayangmu
Begitu sangat berartinya hadirmu
Walau hanya dalam khayalan semu.
HA : Hanya bisa kupanjatkan
Do'a tulus murni pada Tuhan
Semoga kau bisa dapatkan
Segala apa yang kau cita-citakan
Dalam likunya perjalanan kehidupan.
Cibubur - Jkt,26/11/19
Puisi kolaborasi
Edisi 28
Hidayat - Pita Yishun Arsya
BILAKAH DAMAI ITU SINGGAH
Malam ini angin berdesir tak biasa
Ada kelam yang mewarnainya
Hening sunyi beraroma anyir darah
Entah di bumi mana tanah berubah merah.
Aku sendiri menyaksikan
Hilangnya inti rasa kemanusiaan
Mungkin bila sudah habis masa dunia
Semua ini akan mereda.
Tirani keculasan seakan enggan melenggang
Harum nirwana entah kapan bertandang
Desingan peluru bilakah kelak akan hilang
Sungguh, aku berharap merdeka itu segera datang.
Mungkin perdamaian sebatas angan
Bila dijadikan sebagai adu kekuatan
Sebab semuanya itu
Hanya akan melahirkan dendam baru.
Jkt-Singapura ,25/11/19
Puisi kolaborasi
Edisi 26
Hidayat almansuri - Ifa Fadillah As-syawal
DI BAYANG PELANGI HATI
IFA : Setitik embun memberikan kesejukan atma
Aksa memandang penuh asa di ujung cakrawala
Ketika sadar hadirmu tak jua ada
Meniti bayangmu disetiap sengal lara
HA : Usah kau raba adaku
Hanya 'kan membuat kecewa hatimu
Karena kusadar siapa aku
Hanyalah bayangan semu yang coba hadir di kehidupanmu
IFA : Aku melukismu dalam kanvas biru
Menarik disetiap fatamorgana sembilu
Di ujung senja kian kelabu
Memberikan oase dalam peluk pilu
HA : Moga 'kan kau dapati warna indah harapan
Dari sebilah pelangi hati yang tertawan
Agar ku pun bisa saksikan
Senyumanmu yang sungguh menawan.
Jkt - Bekasi , 24/11/19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar