Rabu, 30 Desember 2015
BUNGA SERIBU WARNA
Wahai Bunga Seribu Warna.
Harum mu benebar Pesona.
Berbagai Kumbang yang Tergila-gila
Ingin menghisap madu yang sudah tidak lagi Berasa.
Oleh : Afrijal Insani
Sabtu, 12 Desember 2015
KEHIDUPAN
dan sayup-sayup mulai terdengar ratapan pilu dari orang-orang yang ia tinggalkan
ini tak bisa digambarkan dengan kata apa yang dilihat dengan mata
Rasa kehilangan ?
Yah..
Kehilangan yang teramat sangat besar
telah terukir
skenario hidup sang nasrani
bukti penyertaan
Bapa yang menuntunnya ketempat yang abadi...
Maka kini hanya lantunan doa dan isak tangis kehilangan yang terdengar untuk mengantar kepergiannya..
Oleh : On
Rabu, 09 Desember 2015
DIA
dia masih di sana..
Sudah sekitar 4 jam ia di sana hingga senja mulai menjemput...
Di bangku tua di pinggir taman yang sepi itu , tak tampak orang berlalu lalang disana
langit yang mendung menggambarkan suasana hatinya yang resah...
Ia,
yah
dia masih disana
memandang ujung jalan...
Memandang sesuatu yang kosong dan mulai gelisah..
Seolah sedang menunggu seseorang....
Entahlah siapa yang ditunggunya ?
Oleh : On
KOTA KECIL DI UJUNG BARAT
Kekasih,
Aku hanyalah seorang pemuda yang selalu berkeliaran kesana kemari,
Mencari fenomena-fenomena menarik, untuk kuberikan padamu. Dan tak lupa pula kusisipkan rindu teramat dalam
Bersama senja ini
Agar hari-harimu indah,
Penuh dengan senyuman,
Penuh dengan kegembiraan,
Ah.. Ingin sekali rasanya aku berada tepat dihadapanmu,
Memandang wajahmu tanpa harus berkedip,
Memeluk dan membelai rambutmu, Mencumbumu sore itu.
Begitu banyak cerita,
Sayang, seakan semua mengerti kerinduanku,
Menemani setiap langkahku, Menghibur dan mengingatkanku akan dirimu,
Bunga bermekaran,
Langit bergemuruh merdu,
Dan burung-burung berkicau Bercanda riang pada sangkar yang dibuat si pejantan,
Saling bercinta.
Selanjutnya,
Bila hujan menyambangi tempat tidurku,
Aku tertawa lantang,
Purnama saling mencinta,
Cahaya dan musim semi,
Lautan berpacu,
Angin berhembus syhdu,
Kupejam mata,
Langkah berpadu,
Bunga biru dari negriku,
Membuka pintu-pintu,
Mencariku ketika pergi,
Kembali tak akan mati.
Lain halnya dengan di kota,
Kekasih, berbagai toko berjejer disini,
Sisi ke sisi tampak ramai,
Seperti antrian tiket Bon jovi,
Satu jam ludes, habis terjual.
Berdesakan hingga ada yang pingsan,
Aku sedikit takut,
Melihat tak ada satupun yang membantu,
Mereka berdiri memandangi jasad terkulai di jalan,
Kota yang sangat berbeda dengan tempatku kemarin.
Sedikit kekanan,
Ada taman bermain anak,
Judulnya sih begitu,
Namun tahukah kau kekasih,
Ini bukanlah tempat bermain anak,
Ini tempat berpacaran,
Lebih tepatnya "Taman pacar muda-mudi",
Atau kaula muda bahasa dulunya,
Jalan setapak dan berbagai bunga,
Tubuh subur ditengah pancuran,
Cabang tiga, pastinya tinggi,
Menjulang kanan lima meter
Menjulang kiri sepuluh meter,
Ah.. Kota ini membingungkan,
Lantas, apakah kau mau mengunjunginya kekasih?
Menghabiskan seluruh waktu bersamaku,
Bercumbu dan saling merengkuh,
Ah.. Disini juga ada jembatan kecil,
Dipenuhi gembok-gembok yang terkunci,
Tertulis nama si A dan si B,
Nantinya kita akan ada sini sayang,
Berkeliling membawa secarik kertas dan pensil,
Ikatkan pada gembok yang kita beli,
Berpegangan tangan,
Satu nama kita,
"Fitriani Alexandra"
Padang, 07 Desember2015
_Alex Wahyu Nurbista Lukmana_
Senin, 07 Desember 2015
SEBUAH PUISI UNTUK KEKASIH KU
Karena Aku Adalah Aku Dengan Kamu Untukku, Dan Kamu Adalah Kamu Dengan Aku Untukkmu,
Begitu yang aku katakan padamu, Dan kau pun mengatakanya padaku
Sore itu, saat senja menghampiri kita, sebelum hujan mengambil alih semua
Hari yang tenang, bersama rintiknya, orang-orang begitu riang
Anak-anak bermain tanpa beban, mereka tersenyum
Layaknya kita yang selalu berpegangan tangan,
Saling menatap, memberi tanda dengan isyarat
“Aku mencintaimu bersama hujan aku menyayangimu”.
Didalam Kata Ada Cerita,
Didalam Cerita Ada Nada,
Didalam Nada Ada Cinta,
Didalam Cinta Ada Kita,
Kekasih,
Jika “INI” berarti “Kamu”, maka “ITU” adalah “AKU”
Jika “INI” berarti “MEREKA”, maka “ITU” adalah “KITA”
Dengan semua perjalanan yang telah kita lalui,
Setiap proses dalam menuju “KITA”
Hingga nantinya Kau dan Aku akan Bersemayam pada Jasad yang sama.
Kekasih,
Setelah ini akan kuukir nama pada langit itu
Bersama keinginan Kau dan Aku,
Kita akan mengukirnya,
Dalam satu komitmen,
Merangkul rasa yang sempat tertahan,
Untuk kita saling mencinta.
Kekasih,
Padamu adalah tawaku,
Untukmu adalah cintaku
Matamu yang begitu berkilau
Senyummu yang begitu memukau
Meyakinkanku dalam rupamu “Kekasih”
Akulah Pilihanmu,
Menjadi penggerak dalam batinmu
Akulah Pilihanmu,
Berpaling dari masa lalumu
Akulah Pilihanmu,
Ceritaku Untumu
Akulah Pilihanmu,
Panggilan terakhir untukku
Kekasih,
Sebelumnya kita selalu mencari kita
Hingga akhirnya kita menyamai kita
Sampai kita menginginkan kita
Untuk kita membuat kita.
Kekasih,
Jadilah aku untuk yang pertama
Jadilah aku untuk selalu bersama
Jadilah aku Untuk Menciptakan cerita
Jadilah aku “CINTA”
Kekasih,
Seperti puisi ini
Mereka bernyayi
Mereka menari
Mereka menepi
Untuk saling mengilhami
Kekasih
Puisi kita memiliki nyawa
Ia akan berbicara pada siapa saja yang membacanya
Menghipnotisnya untuk masuk kedunianya
Dunia yang diciptakan oleh tuannya
Dunia “KITA”.
Kekasih,
Ini yang terakhir
Aku sampaikan
Kenginanku Untuk Memelukmu
Keterikatanku untukmu, yang akan menjadi pendampingku
Hari ini dan nanti “Sampai Kita Tutup Usia”.
Padang, 30 November 2015
Alex Wahyu Nurbista Lukmana
“Kita Memiliki Perasaan Masing-Masing,Dengan Perasaan itulah Kita Bertemu, Dengan Perasaan itulah Menyatu, Dan Dengan Perasaan Itulah Kita Saling Terhubung, Membentuk Sebuah Ikatan, Membentuk Sebuah Kepercayaan, Dengan Perasaan yang Begitu Mendalam, Kepercayaan Kau dan Aku, Kepercayaan Kita Untuk Saling Mencinta, Kepercayaan Kita Untuk Saling Menjaga.”
_Alex Wahyu Nurbista Lukmana_
PUDAR
Ah, tak terpikirkan lagi dibenak ku...
bukankah penampilan pasti akan berubah memudar seiring dengan waktu setiap insan yang kian memudar .!!
Untuk apa kau risaukan ??
Bukankah Itu manusiawi !
Bukankah kejelitaannya kan tetap lestari dan abadi tatkala ia mengubah sikapnya ?
Keangkuhannya bagai sebuah bangunan yang kokoh berdiri tak termakan zaman...
Ia terperangkap dalam zaman modrnitas yg membelenggunya !
Oleh : On
BIMBANG
Bimbang & Ragu Kian Memadu Kasih...
Asa Turut Menghampiri Lara Yang Kesepian...
Duri Pun Tak Terasa Disaat Bercumbu Dikulit Tipis...
Hingga Tarian Senja Masih Betah Terbelenggu Suara Minor Dari Ruang Tanpa Cahaya...
Senyum Masih Tersimpul Dikicauan Burung Menyambut Pagi...
Dan Berakhir Dikalimat Tanpa Titik Yang Bersemayam....
Oleh : Juank Hadapi
Minggu, 29 November 2015
NAIF
Telah kupaparkan semua
Segala yang kurasa
'Tuk dapat kau mengerti
Berharap kau 'kan memahami..
Namun harapku tak berarti
Bagimu, bahkan sekalipun tangisku menggelora, hanyalah ibarat senandung buaian yg melenakanmu dalam mimpi yang indah..
Apalagi hanya sekelumit untaian kata tak berarti..
Untuk apa kukatakan..?
Apalagi sempat berharap..
Naif..
Namun tak jua dapat kupungkiri rasa..
Meski direlung jiwa sempat kusematkan janji menyiksa
Satu janji bak sumpah yg terpatri
Tak ingin kembali mengingat jejak yang tertinggal apalagi untuk menyesali..
Andai tak malu kepada diri..
Sungguh.. Kini aku ingin mengingkari.
Entahlah..
Kini janji bak onak berduri menghujami hatiku yang mati..
Oleh : Srymasta Sinulingga
TIGA NOVEMBER DUA RIBU EMPAT BELAS
Aku ingin menulis satu atau dua bait saja
Menemaninya, saat pelukan tak dapat dirasa
Senyuman tak sempat diraba
Hembusan tak mampu terbelah
Hanya satu atau dua bait saja
Saat, pertama kita bertemu
Di perempatan jalan menuju kampus
Kau begitu kyusuk dengan gerakanmu
Dan aku hanya diam menatapmu
seperti halnya naskah ini
aku hanya bergulir seumpama waktu yang terus berganti
hanya satu atau dua bait saja
pernyataan ini hanyalah pembuka
sayang, kau begitu dalam
menyelimuti kulitku, menyayat hatiku
menyatukan fiikiran dan saling beradu pandang
pertama biasa, kedua biasa
hingga sekarang menjadi yang ketiga
kita bertemu untuk selalu mencinta
puncaknya pada malam sebelum satu desember
aku mencumbuimu, menatap matamu,
aku adalah aku dengan kamu untukku
kamu adalah kamu dengan aku untukmu.
Kita akan Pergi, Atau
Tidak Akan Pergi
Kita Benar dan Akan Menjadi Malaikat, Atau
Kita Salah dan Akan Menjadi Setan
Hitam dan Putih
Hingga Hati Berkata Bukan
Bukan Gelap Maupun Hitam!
"karena kita akan akan menikmatinya
aku dengan cerutu dan secangkir kopi
kau dengan tentengan ubi pembuka pagi"
Padang 05 Januari 2014
Alex Wahyu
Sajak Terikat
Sabtu, 21 November 2015
RUANG PEKERJA SENI
Ruang indah penyejuk hati
Berhias taburan gemintang syair
Berhampar karya menginspirasi
Bernahkoda pria berkharisma dengan senyum sentiasa berseri
Abang Ahmed El Hasby Sang ketua yang sentiasa memotivasi
Kusadari hadirku belum begitu berarti ku belum mampu bersumbangsih
Namun ku betah disini
Sekiranya ku tak didiskriminasi
Karya : Emmy Metamorfossa
111115
Milad ke 5 Ruang Pekerja Seni
Kumpulan Puisi Endang Misnawaty - RINDU KU
RINDU KU
Duh gusti,,,,,
Kenapa harus ada rindu dihatiku
Ketika mentarimu muncul dengan cahaya emasnya
Ketika langit berubah menjadi biru yg indah
Ketika kokok ayam bersahutan dgn cerianya
Ada rindu dikejauhan gunung yg berembun
Dibalik abu yg berterbangan
Diramainya orang orang lalu lalang menjual hasil kebunnya
Duh gusti,,,,,,
Kenapa harus ada rindu dihatiku
Pada mega mega merah yg berpancar indah
Pada senyum manisnya yg selalu tersungging
Pada kasih sayangnya yang selalu dia lontarkan
Pada kata hallo yg selalu berkumandang merdu
Aku rindu lihat kesibukannya, dgn keluhnya dgn wajahnya yg lelah
Dus gusti,,,,,,,
Kenapa ada rindu disetiap doaku
Utk setiap langkah yg dijalaninya
Kenapa harus ada gunung dan lembah tempat dia sembunyi
Diantara taburan kabut dan asap tebal
Diantara senyum dan suara merdunya
Dia yg sembunyi dibalik gunung
Membawa rinduku yg hilang.
:::::::::::::::::
By Endang Misnawaty
Di gubuk tua rumahku
Siantar city 14 nop 2015 ,, 7:37
DI GUBUK TUA RUMAHKU
aku semakin rapuh...
lelah tak berdaya dalam penantian panjang
selalu menantimu dlm lorong gelap yg tak berlentera
begitu gelap dan kelam
aku semakin rapuh...
terkulai lemah dlm pembaringan usang
berharap tangan kasihmu memeluk ragaku
bercerita betapa indahnya kerinduan
aku semakin rapuh....
berharap bayangmu selalu dtg
menemaniku dlm ketidak berdayaan
dan menghabiskan waktu tuaku dlm pembaringan usang.
Oleh : endang misnawaty
Pematang Siantar, Sumatera Utara
Senin, 25 Februari 2013
PUPUS
ketika asa telah pupus..
hati bagai kepompong bergantung
menanti musim semi yang akan merubahnya
menjadi jiwa yg baru dan penuh keindahan
... ketika asa telah pupus
jiwa menjerit penuh kepiluan
menanti hari berganti menjadi minggu
agar genap menjadi bulan
ketika jiwa telah pupus
aku selalu menyebut namamu dgn rasa rindu
memeluk ragamu dgn hampa
ahhh inikah indahnya cinta sejatiku
karna hanya nama dan jiwamu yg ada dihatiku.
met pagi sahabat fbku met menikmati minggu yg indah ini..
bg yg berulang tahun ini kado ulang tahunku ya.
maya manik. hendrikus, rosilawaty...
moga selalu sukses ya.
Oleh : endang misnawaty
Pematang Siantar,Sumatera Utara
Senin, 25 Februari 2013
TENTANGMU
ketika diam itu membias dalam hati yg kelam
ada dirimu didlm sana,,,
kuhampiri dikau dlm asa
tersenyum manis menggetarkan hatiku yg lemah
duhai hati yg penuh prahara
getaran demi getaran menyambut senyummu
yg kau lemparkan dlm duka nestapaku
aku kini terkapar tak berdaya bersama bayangmu yg semu
aku yg menantimu dgn cinta..
aku yg menantimu dgn kasih..
takkan tergemingkan oleh hembusan goda
yg selalu berjanji setia pdmu
meski aku tak tau dimana kamu berada...
Oleh : endang misnawaty
Pematang Siantar, Sumatera Utara
Senin, 25 Februari 2013
HANCUR
semula,,,,,
sepoi angin membelai lembut menyapa
menerbangkan derita dalam dada
terkikis habis tiada keluh tersisa
siang dan malam berpacu dlm ria
sejuta kata mengisi udara...
tiba-tiba.....
badai menggila mengoyak udara
daun daun luruh kebumi
guntur menghardik......
hilang senyum...
taufan menerbangkan sebentuk bangunan
gelombang menghempas....
kata dan suara lenyap kandas
berderak derik bergoncang
akhirnya runtuh sama rata.....
menitik air mata
sepi mencekam....
akhirnya....
benteng dan bangunan indah
tinggal puing dan sisa
kekejaman telah menyita segalanya
ohhhhh tiada asa... tiada harap.
by Endang misnawaty digubuk tua rumahku
met siang sahabat fbku met beristirahat.
Pematangsiantar
Rabu, 27 Februari 2013
PENANTIAN
kucari kau sahabat...
dalam beningnya langit yg membiru
dalam riak ombak yg bergemuruh
dalam deru angin yg berhembus kencang....
kucari kau sahabat....
dalam sepinya malam
dalam ramainya kerumunan orang
dalam heningnya waktu yg terluang
kucari kau sahabat......
tapi aku tak temukan dirimu dimanapun
aku pasrah dan menyerah dalam asa....
kiranya kau masih tersimpan dihatiku
bersemayam dalam relung hati yg paling dalam.
ENDANG MISNAWATY
Siantar, Sumatera Utara
Di Gubuk Tua Rumahku
Minggu, 03 Maret 2013
BUATMU
kala hutan cemara berseri
saat air danau beriak
kekasih,,,,,
aku disini sedang menanti....
saat kupu kupu menari
mentari pagi bersinar ceria
kekasih,,,,,
aku disini sedang menanti....
bila embun berarak disenja hari
rembulan tersenyum dibalik mega putih
kekasih,,,,,,
aku disini sedang menanti....
suatu malam yang sepi
bayang bayangmu tak mau pergi
kekasih,,,,,,
aku disini sedang menanti....
by Endang misnawaty
Pematang Siantar,Sumatera Utara
digubuk tua rumahku
Minggu, 03 Maret 2013
SELAMAT JALAN ANAK- ANAKKU TERCINTA
tak bisa kubayangkan...
tubuh tubuh tegar penghias halaman sekolah
kini terkapar tak berdaya dan bernyawa
mereka bergelimpangan bagai tak berharga
tiada lg senyum mereka...
tiada lg tawa mereka yg renyah...
tiada lg suara mereka yg lantang
menyanyikan indonesia raya
langkah mereka yg tegap kini menjadi kenangan
suara mereka yg lantang kini menjadi kerinduan
wajah mereka yg ceria kini menjadi kesedihan
air mata kepedihan
menghantar kepergian mereka
putra putri terbaik bangsa indonesia
putra putri terbaik kota siantar
kini hanya tinggal nama dan kenangan
selamat jalan anak2ku tercinta
semoga mendapat tempat terindah di SISINYA
semoga keluarga yg ditinggalkan
tabah menghadapi cobaan.
mama dari temanmu yg berduka.
Endang misnawaty
Pematang Siantar, Sumatera Utara
Minggu, 03 Maret 2013
GALAU
hati gelisah......
saat kuhitung usia didepan kaca
wajahku semakin tua
kehidupan belum terbenah
saat negeriku masih huru hara.
achhhh,,,,
aku tak sabar lagi menantikan
suatu harapan....?
dengan gelisah......
aku meneriakkan kata
walaupun aku tau.....berjujur kata pada saat ini
adalah seperti orang gila...
namun.....
inilah kenyataan...
negeriku telah kosong
oleh kebenaran.....!?
by Endang misnawaty
Pematang Siantar, Sumatera Utara
digubuk tua rumahku
28 feb 2013
KEPALSUAN
tonggak itu bicara dalam sunyi
ketika kuhampiri,,,,
menyayikan lagu kepalsuan
... kuraba ujungnya dalam kebencian
belaian derita sedalam hatiku
puja dan caci hanya padanya
seonggok cinta ada disana
serentak tersedu dalam gua batu..
kujenguk lewat lubang nadi
tertawa,,,,
rintihan salam bagiku
menyusup dalam gelap,,,,,
yang dipengapkan,,,
namun kau tetap didalamnya,,
cakaran telunjuk jari disambut sunyi
bulanpun menuntut hak dan kewajiban..
by endang misnawaty
Pematang Siantar, Sumatera Utara
6 mart 2013
digubuk tua rumahku
BUATMU
kasih,,,,,
sepi masih berteman dgnku kerinduan ini kian membukit
tapi kau tak mau mengerti dgn segala perasaanku
kasih,,,,,
aku tersenyum buat bayang2mu
aku tertawa tergelak gelak krn melihat penderitaanku
yg kian berkembang biak,,,,,
toch kuman cinta itu tdk mati meski kumatikan dgn puisi
masih bermekaran bunga suci putih
kasih,,,,,, sekarang aku tak punya apa2lagi
selain senyum dan hati,,,
semua keindahan telah pergi
meninggalkan aku sendiri
kasih,,,,,
cinta putih itu kau lemparkan
lewat senyummu yg mempesona
dan matamu bercerita ttg cinta
dibalik dadamu yg menggebu gebu
kasih,,,,,,,
entah telah berapa tahun
waktu yg cukup lama buatku
tapi,,,,
melati putih itu tetap berseri
bahkan semakin indah mewangi
kasih,,,,,
apakah kau tau,,,,,,!!?
mataku yg menyimpan resah
cermin jiwa yg putus asa
karena khayalku tak kunjung nyata,,,,
by endang misnawaty
Pematang Siantar,Sumatera Utara
6 maret 2013
di gubuk tua rumahku,
HAMPA
telah jauh kuberjalan....
melewati lembah yg curam
membelah gunung yg tinggi
merambah hutan belantara yg tak berujung...
ada kabar dari balik gunung..
dari awan yg menggantung dilangit
dari angin yg berhembus sepoi
dari hujan yg turun sangat derasnya meluluh lantakkan negeriku
hingga diriku terkapar tak berdaya...
dan negeriku hancur penuh huru hara...
dimana bahagia yg kau janjikan.?
dimana kedamaian yg kau hembuskan
dimana tawa indah yg renyah dulu
semua hilang musnah karna prahara di negeriku
kurindu saat damai itu datang
tapi semua hanya khayalan
karena negeriku tak lagi tentram.
by : endang misnawaty
Pematang Siantar,Sumatera Utara
digubuk tua rumahku 9 mart 2013
MENTARIKU
bersinar indah menerangi bumiku yg damai
sedamai hatiku pagi ini
seteduh tatapanmu yg begitu sendu
setenang ombak dilautan
cahayamu jadikan semangat untukku
yg mengejar begitu banyak harapan
tuk jalani masa depan yg begitu panjang.
mentariku,,,
jangan redup ditengah persimpangan
bertemanlah dgn badai dan awan hitam
jadikan bumiku damai dan tentram
meski untuk seujung penggalan jalan,!
cahayamu jadikan kedamaian
meski hujan mengintip kelalaian
jangan lelah buat kebaikan.
mentariku
aku bahagia dgn sinarmu
aku bersyukur dgn panasmu
terangi selalu hati dan jiwaku seperti dia terangi hidupku
pancarkan selalu senyum damaimu
seperti dia selalu senyum padaku
mentariku kuingin kau selalu terangi
bumi dan jiwaku
Duh gusti,,,,,
Kenapa harus ada rindu dihatiku
Ketika mentarimu muncul dengan cahaya emasnya
Ketika langit berubah menjadi biru yg indah
Ketika kokok ayam bersahutan dgn cerianya
Ada rindu dikejauhan gunung yg berembun
Dibalik abu yg berterbangan
Diramainya orang orang lalu lalang menjual hasil kebunnya
Duh gusti,,,,,,
Kenapa harus ada rindu dihatiku
Pada mega mega merah yg berpancar indah
Pada senyum manisnya yg selalu tersungging
Pada kasih sayangnya yang selalu dia lontarkan
Pada kata hallo yg selalu berkumandang merdu
Aku rindu lihat kesibukannya, dgn keluhnya dgn wajahnya yg lelah
Dus gusti,,,,,,,
Kenapa ada rindu disetiap doaku
Utk setiap langkah yg dijalaninya
Kenapa harus ada gunung dan lembah tempat dia sembunyi
Diantara taburan kabut dan asap tebal
Diantara senyum dan suara merdunya
Dia yg sembunyi dibalik gunung
Membawa rinduku yg hilang.
:::::::::::::::::
By Endang Misnawaty
Di gubuk tua rumahku
Siantar city 14 nop 2015 ,, 7:37
DI GUBUK TUA RUMAHKU
aku semakin rapuh...
lelah tak berdaya dalam penantian panjang
selalu menantimu dlm lorong gelap yg tak berlentera
begitu gelap dan kelam
aku semakin rapuh...
terkulai lemah dlm pembaringan usang
berharap tangan kasihmu memeluk ragaku
bercerita betapa indahnya kerinduan
aku semakin rapuh....
berharap bayangmu selalu dtg
menemaniku dlm ketidak berdayaan
dan menghabiskan waktu tuaku dlm pembaringan usang.
Oleh : endang misnawaty
Pematang Siantar, Sumatera Utara
Senin, 25 Februari 2013
PUPUS
ketika asa telah pupus..
hati bagai kepompong bergantung
menanti musim semi yang akan merubahnya
menjadi jiwa yg baru dan penuh keindahan
... ketika asa telah pupus
jiwa menjerit penuh kepiluan
menanti hari berganti menjadi minggu
agar genap menjadi bulan
ketika jiwa telah pupus
aku selalu menyebut namamu dgn rasa rindu
memeluk ragamu dgn hampa
ahhh inikah indahnya cinta sejatiku
karna hanya nama dan jiwamu yg ada dihatiku.
met pagi sahabat fbku met menikmati minggu yg indah ini..
bg yg berulang tahun ini kado ulang tahunku ya.
maya manik. hendrikus, rosilawaty...
moga selalu sukses ya.
Oleh : endang misnawaty
Pematang Siantar,Sumatera Utara
Senin, 25 Februari 2013
TENTANGMU
ketika diam itu membias dalam hati yg kelam
ada dirimu didlm sana,,,
kuhampiri dikau dlm asa
tersenyum manis menggetarkan hatiku yg lemah
duhai hati yg penuh prahara
getaran demi getaran menyambut senyummu
yg kau lemparkan dlm duka nestapaku
aku kini terkapar tak berdaya bersama bayangmu yg semu
aku yg menantimu dgn cinta..
aku yg menantimu dgn kasih..
takkan tergemingkan oleh hembusan goda
yg selalu berjanji setia pdmu
meski aku tak tau dimana kamu berada...
Oleh : endang misnawaty
Pematang Siantar, Sumatera Utara
Senin, 25 Februari 2013
HANCUR
semula,,,,,
sepoi angin membelai lembut menyapa
menerbangkan derita dalam dada
terkikis habis tiada keluh tersisa
siang dan malam berpacu dlm ria
sejuta kata mengisi udara...
tiba-tiba.....
badai menggila mengoyak udara
daun daun luruh kebumi
guntur menghardik......
hilang senyum...
taufan menerbangkan sebentuk bangunan
gelombang menghempas....
kata dan suara lenyap kandas
berderak derik bergoncang
akhirnya runtuh sama rata.....
menitik air mata
sepi mencekam....
akhirnya....
benteng dan bangunan indah
tinggal puing dan sisa
kekejaman telah menyita segalanya
ohhhhh tiada asa... tiada harap.
by Endang misnawaty digubuk tua rumahku
met siang sahabat fbku met beristirahat.
Pematangsiantar
Rabu, 27 Februari 2013
PENANTIAN
kucari kau sahabat...
dalam beningnya langit yg membiru
dalam riak ombak yg bergemuruh
dalam deru angin yg berhembus kencang....
kucari kau sahabat....
dalam sepinya malam
dalam ramainya kerumunan orang
dalam heningnya waktu yg terluang
kucari kau sahabat......
tapi aku tak temukan dirimu dimanapun
aku pasrah dan menyerah dalam asa....
kiranya kau masih tersimpan dihatiku
bersemayam dalam relung hati yg paling dalam.
ENDANG MISNAWATY
Siantar, Sumatera Utara
Di Gubuk Tua Rumahku
Minggu, 03 Maret 2013
BUATMU
kala hutan cemara berseri
saat air danau beriak
kekasih,,,,,
aku disini sedang menanti....
saat kupu kupu menari
mentari pagi bersinar ceria
kekasih,,,,,
aku disini sedang menanti....
bila embun berarak disenja hari
rembulan tersenyum dibalik mega putih
kekasih,,,,,,
aku disini sedang menanti....
suatu malam yang sepi
bayang bayangmu tak mau pergi
kekasih,,,,,,
aku disini sedang menanti....
by Endang misnawaty
Pematang Siantar,Sumatera Utara
digubuk tua rumahku
Minggu, 03 Maret 2013
SELAMAT JALAN ANAK- ANAKKU TERCINTA
tak bisa kubayangkan...
tubuh tubuh tegar penghias halaman sekolah
kini terkapar tak berdaya dan bernyawa
mereka bergelimpangan bagai tak berharga
tiada lg senyum mereka...
tiada lg tawa mereka yg renyah...
tiada lg suara mereka yg lantang
menyanyikan indonesia raya
langkah mereka yg tegap kini menjadi kenangan
suara mereka yg lantang kini menjadi kerinduan
wajah mereka yg ceria kini menjadi kesedihan
air mata kepedihan
menghantar kepergian mereka
putra putri terbaik bangsa indonesia
putra putri terbaik kota siantar
kini hanya tinggal nama dan kenangan
selamat jalan anak2ku tercinta
semoga mendapat tempat terindah di SISINYA
semoga keluarga yg ditinggalkan
tabah menghadapi cobaan.
mama dari temanmu yg berduka.
Endang misnawaty
Pematang Siantar, Sumatera Utara
Minggu, 03 Maret 2013
GALAU
hati gelisah......
saat kuhitung usia didepan kaca
wajahku semakin tua
kehidupan belum terbenah
saat negeriku masih huru hara.
achhhh,,,,
aku tak sabar lagi menantikan
suatu harapan....?
dengan gelisah......
aku meneriakkan kata
walaupun aku tau.....berjujur kata pada saat ini
adalah seperti orang gila...
namun.....
inilah kenyataan...
negeriku telah kosong
oleh kebenaran.....!?
by Endang misnawaty
Pematang Siantar, Sumatera Utara
digubuk tua rumahku
28 feb 2013
KEPALSUAN
tonggak itu bicara dalam sunyi
ketika kuhampiri,,,,
menyayikan lagu kepalsuan
... kuraba ujungnya dalam kebencian
belaian derita sedalam hatiku
puja dan caci hanya padanya
seonggok cinta ada disana
serentak tersedu dalam gua batu..
kujenguk lewat lubang nadi
tertawa,,,,
rintihan salam bagiku
menyusup dalam gelap,,,,,
yang dipengapkan,,,
namun kau tetap didalamnya,,
cakaran telunjuk jari disambut sunyi
bulanpun menuntut hak dan kewajiban..
by endang misnawaty
Pematang Siantar, Sumatera Utara
6 mart 2013
digubuk tua rumahku
BUATMU
kasih,,,,,
sepi masih berteman dgnku kerinduan ini kian membukit
tapi kau tak mau mengerti dgn segala perasaanku
kasih,,,,,
aku tersenyum buat bayang2mu
aku tertawa tergelak gelak krn melihat penderitaanku
yg kian berkembang biak,,,,,
toch kuman cinta itu tdk mati meski kumatikan dgn puisi
masih bermekaran bunga suci putih
kasih,,,,,, sekarang aku tak punya apa2lagi
selain senyum dan hati,,,
semua keindahan telah pergi
meninggalkan aku sendiri
kasih,,,,,
cinta putih itu kau lemparkan
lewat senyummu yg mempesona
dan matamu bercerita ttg cinta
dibalik dadamu yg menggebu gebu
kasih,,,,,,,
entah telah berapa tahun
waktu yg cukup lama buatku
tapi,,,,
melati putih itu tetap berseri
bahkan semakin indah mewangi
kasih,,,,,
apakah kau tau,,,,,,!!?
mataku yg menyimpan resah
cermin jiwa yg putus asa
karena khayalku tak kunjung nyata,,,,
by endang misnawaty
Pematang Siantar,Sumatera Utara
6 maret 2013
di gubuk tua rumahku,
HAMPA
telah jauh kuberjalan....
melewati lembah yg curam
membelah gunung yg tinggi
merambah hutan belantara yg tak berujung...
ada kabar dari balik gunung..
dari awan yg menggantung dilangit
dari angin yg berhembus sepoi
dari hujan yg turun sangat derasnya meluluh lantakkan negeriku
hingga diriku terkapar tak berdaya...
dan negeriku hancur penuh huru hara...
dimana bahagia yg kau janjikan.?
dimana kedamaian yg kau hembuskan
dimana tawa indah yg renyah dulu
semua hilang musnah karna prahara di negeriku
kurindu saat damai itu datang
tapi semua hanya khayalan
karena negeriku tak lagi tentram.
by : endang misnawaty
Pematang Siantar,Sumatera Utara
digubuk tua rumahku 9 mart 2013
MENTARIKU
bersinar indah menerangi bumiku yg damai
sedamai hatiku pagi ini
seteduh tatapanmu yg begitu sendu
setenang ombak dilautan
cahayamu jadikan semangat untukku
yg mengejar begitu banyak harapan
tuk jalani masa depan yg begitu panjang.
mentariku,,,
jangan redup ditengah persimpangan
bertemanlah dgn badai dan awan hitam
jadikan bumiku damai dan tentram
meski untuk seujung penggalan jalan,!
cahayamu jadikan kedamaian
meski hujan mengintip kelalaian
jangan lelah buat kebaikan.
mentariku
aku bahagia dgn sinarmu
aku bersyukur dgn panasmu
terangi selalu hati dan jiwaku seperti dia terangi hidupku
pancarkan selalu senyum damaimu
seperti dia selalu senyum padaku
mentariku kuingin kau selalu terangi
bumi dan jiwaku
,,,,,,,
by@Endang misnawaty
digubuk tua rumahku 19 mart 2013 9:58
Pemtang Siantar, Sumatera Utara
KOSONG
kusampaikan berita ini kepadamu kasih
lewat hatiku yang berdetak kencang.....
karena rindu yang kusimpan hampir padam
diselingi rasa keraguan....
karena angin yg berhembus terbangkan
kata demi kata yang pernah kau ukir dipasir pantai
kucoba bertahan dalam badai rindu
yang membuncah hingga hatiku
menggelepar tak berdaya dalam penantian panjang
kusampaikan berita ini kepadamu kasih
lewat pena yang kugores dalam kertas usang
dan kata demi kata yang memelas
dalam penantian panjang......
hingga aku menggelepar tak berdaya
kusampaikan berita ini kepadamu kasih
lewat rindu yang telah pupus oleh waktu
dan tirai telah menutup kisah indah kita
dan kini aku telah pasrah dan menyerah
karena penantian panjang yg semu
seolah tiada berujung.....
,,,,,,,,,,,,,
by Endang misnawaty
digubuk tua rumahku 17mart 2013, 21:35
Pematang Siantar, Sumatera Utara
H A R A P
duhhh gusti...
ku selalu meminta kepadamu
berharap kepadamu....
dengan dua tanganku ku selalu memohon
dan semua kau kabulkan.....
doaku, harapanku, pintaku.....
kau beri aku senyum,,,, kau beri aku tawa,,,,
dan kau beri aku kebahagiaan.....
tapi ada satu yg tak kau beri,,,,,,
jauh disudut hatiku masih kosong...?
mengapa......???
duhhh gusti.....
pemilik jagad raya
pemilik hatiku,,, pemilik hidupku
aku cinta ibuku,,,,
aku sayang keluargaku....
kurelakan semua yg ku cintai tertinggal jauh
kurela yg kusayangi....menangis sedih
seperti hatiku saat ini sangat kehilangan
tp kuyakin semua pasti berakhir
karena kau akan beri yg terbaik utk hidupku
,,,,,,,,,,,,,
by Endang misnawaty
digubuk tua rumahku 16 mart 2013 0016
Pematang Siantar, Sumatera Utara
LENTERA KASIH
malammu begitu gelap
tanpa lentera yang menerangi jalanku
duh gusti.....
adakah yang lebih gelap dari hatiku yang merana
aku tertatih dalam lorongmu tanpa cahaya
lenteraku padam karena anginmu yang begitu kencang berhembus
hingga aku terhuyung terseok seok menahan prahara
duh gusti.....
kini kutertatih sendiri dalam lorong gelapmu
lentera ditanganku padam tanpa cahaya
tapi kutetap genggam dgn erat
berharap akan bertemu cahaya terang
yang akan terangi jalanku dlm lorong gelapmu
duhai......
hati menangis memelas pasrah
berjalan sendiri dalam lorong gelapmu
gelap yang digelapkan dalam sunyinya malam
berharap bertemu denganmu dlm heningnya malam
duhai......
dimana kucari dirimu,,,,,,
dalam gelapnya malam tanpa lentera
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
by Endang misnawaty
di gubuk tua rumahku
Pematang Siantar, Sumatera Utara
Kamis, 21 Maret 2013
BIARLAH
hujan malam ini basahi bumiku yg kerontang
dengan ranting kayu yang telah rapuh
debu dijalan juga kian bertebaran
udarapun penuh dengan kemunafikan
biarkan aku pamit dari mimpi indahmu
dari khayal yang setinggi penggalan
yang selalu mengisi hari harimu yg sepi
badai diluar robohkan bangunan usang
tempat kita selalu berteduh
dari mentari yg menyengat ganas.....
biarkan kenangan kita terkubur didalamnya
karena ego yg tak terkalahkan...
biarkan semua menjadi kenangan yg harus kita tinggalkan
kini....
kau dan aku terpisah jauh
oleh jarak yg tak terkejar
karena mentari telah membakar segalanya
badai merobohkan bangunannya
dan......
bayu telah membawaku terbang jauh
meninggalkanmu.....
by Endang misnawaty
di gubuk tua rumahku 23 mart 2013 21:19
Pematang Siantar, Sumatera Utara
SEMAKIN JAUH
langit malam yang gelap
temaram bintang yang bersinar indah
bertebaran bagai mutu manikam...
jauh,,,,jauh,,,, seperti hatiku saat ini
menggapai,,,,,
tapi takkan sampai
duhai hatiku yang gelisah
menggenggam sejuta asa yg punah
hilang,,,,, musnah,,,,
harapan sirna,,,,
duhai hati yang luka
jangan tebarkan dusta
selimuti hatiku dengan tawa
peluk ragaku dengan cinta
by Endang misnawaty
di gubuk tua rumahku 24mart 2013 20:50
pematang siantar
DILEMA
sepi yang dulu datang lagi
berkecamuk dalam hati yang gundah
begitu hening,,,,,,
seolah semua menghilang,,,,kosong
bahana negeriku yang gersang
prahara dimana mana...
sombongkan keangkuhan jati diri yg rapuh
semua porak poranda
hancur,,,,,,,
jiwa yang rapuh menangis pedih
negeriku kini telah jadi neraka
begitu panas,,,,, kacau,,,,
kejaliman merajalela
tunjukkan kuasa yang bobrok
hampa.......
tirani yang kejam
telah tundukkan kuasa negeriku
hingga pasrah,,,, menyerah,,,,
dan tak berdaya.....
ohhhhh......
tiada asa,,,,, tiada harap
negeri ku hampir hilang, ,,,
ditelan gelapnya malam...
by Endang misnawaty
di gubuk tua rumahku 24 mart 2013 19:43
pematang siantar
SEMAKIN JAUH
langit malam yang gelap
temaram bintang yang bersinar indah
bertebaran bagai mutu manikam
,,,,jauh,,,,,,jauh,,,,,seperti hatiku saat ini
menggapai,,,,,,
tapi tak sampai,,,,,
duhai hatiku yang gelisah
menggenggam sejuta asa yang punah
hilang,,,,,,musnah,,,,
harapan sirna.....
duhai hati yang luka
jangan tebarkan duka
selimuti hatiku dengan tawa
peluk ragaku dengan cinta..
by Endang Misnawaty
di gubuk tua rumahku
pematang siantar
Senin, 25 Maret 2013
PRAHARA DIRI
saat diriku gundah....
kau datang ulurkan tanganmu
peluk ragaku dengan cinta tulusmu
senyum manismu tenangkan hatiku
begitu damai......
saat ku menangis,,,,
jemarimu yang lembut seka air mataku
kau rengkuh aku dengan tangan kekarmu
damaikan hatiku yang resah
begitu damai.....
kata demi kata yang lembut
damaikan hatiku yang resah
kau ibarat bintang yang terangi duniaku
bersamamu hidup ini penuh arti
meski kau cuma ada dalam mimpi indahku
by Endang Misnawaty
di gubuk tua rumahku 25 maret 2013 21:56
pematang siantar indonesia
Jumat, 13 November 2015
TUNGGU HADIRMU
batu bata pecah itu
sudah berlumut
terbiarkan
berserak ditanah retak
terlalu lama
ditepiskan perancang busana
para penggaya seremonial
enggan menapak
dilumpur yang membudaya
disejuk rimba belantara
disini disana
senandung serak hamba papa
menunggu cita dan cinta
nawa itu dan ini Bapak Bangsa
* youth@anzara
kisaran 07nov2015
Selasa, 10 November 2015
LELAH BERHARAP
Siang yg tertutup kabut asap...
Se akan menggoda ku tuk memejam kan mata....
Tiada terasa meleleh tetesan air dari klopak mataku...
Terbayang akan indah nya masa silam....
Masa yg penuh harapan...
Masa yg bukan cuma impian...
Berjanji tentang kebahagia'an...
Kau dan aku bersama mengarungi samudra cinta....
Tapi sayang.....
Semua terbenam....
Terbuang....
Tnpa ke yakinan...
Kau berlari hindari kenyata'an...
Kau luluh lantak kan asa yg kita bina...
Cinta yg kita bangun bersama...
Tak menyangka kau pergi dengan nya karena usia...
Harap ku sia"...
Menua dalam duka...
Smua telah sirna...
Kabut tetap tak bermaya...
Sadar ku dari lamunku...
Ternyata usia yg membuat kita tanpa benteng setia...
Aku yg merana tanpa bisa berbuat apa"...
BY: YBD
tanpa asa
KELANA WAKTU
Sendu sayup semangat unggun
Celoteh jangkrik hadir kala embun
Nun jauh dimasa lalu 'tika aku..
Langlang langkah rumput lalang
Mengenang.. Mengenang.. Mengenang..
Disana ku terhenti sejenak
Menepi dan menari kenangan banyak
Walau sengau parau kacau
Namun tetap memukau...
Selimut malam ini...
Tapaki jejak - jejak diri
Rentetan hari - hari
Rasuki sanubari
Damai... Damai... Damai dihati...
By : Wahyu Sumut Kembara
#Lesehan_Jiwa,
Selasa Malam, 4 November 2015.
Tanjungbalai, Sumatera Utara.
Teruntai manis buat sahabatku :
Bung Ahmed El Hasby.
Bro Andi Gunawan
Bro M Syukri Lubis
PESAN RINDU UNTUKMU
Rindu ini kembali mengingatkanku padamu. Waktu itu, aku dan kamu saling berbagi cerita untuk meraih masa depan agar lebih baik dari yang sudah dirasakan.
Cukup lama sudah keinginan itu terpendam.Belum terwujudnya mimpi itu menimbulkan rasa kejenuhan diantara kita berdua. Pada akhirnya akupun menyadari hal itu akan terjadi .
Jujur saja , aku tak kuasa lagi menahan amarah .... !!!! dengan merasakan keadaan seperti ini. Namun aku berharap biarlah mimpi itu sementara waktu kita simpan didalam lemari besi dan bila sudah tiba waktunya kita buka bersama.Aku percaya hasilnya akan indah pada waktunya .
Ku ingin dirimu mengerti,seraya ku berharap agar dirimu selalu menjaga pintu hatimu. Meskipun kita saling berjauhan namun rinduku ini tetap bersamamu,
". Jangan ada lagi rasa cemburu itu dibenakmu, biarkanlah rasa rindumu selalu bersemayam didalam bayanganku. " Hanya itu , iya hanya itu pesanku padamu .
Dari seberang sana, tak usah dirimu menangis atau bahkan meratapi keadaan.Bukan raga,akan tetapi suara komunikasi jarak jauh diantara kita berdua sudah cukup membuatku bahagia.
Percayalah..........,selama sinar mentari pagi masih bersinar. Selama itu pula dirimu bersemayam didalam diriku ini. Rembulan malam tidak akan pernah berbohong untuk menyinari bumi. Seperti itu pula rasa cintaku padamu yang terus saja menyatu hingga tak lekang ditelan waktu
Oleh ; EKO SIRAIT.
Jumat, 30 Oktober 2015
LIKU LIKU PEMILU
Sabolum tanak Nasi
Ku ganjal pake roti
Bamaen layang layang di tongah hari
Ooy nenek sayang atok pulang bawa rajoki
Copat bantui ha mari kemari...
Nasi sudah tanak copatlah atok makan
Ikan samo balacan ku lotak di lemari
Bising Ku dongar apo bonar yang kau ributkan
Tapokik pokik macam potir manyambari
Dapat amplop dapat boras dapat gulo
Ado jugo teh colup nyo
Ini ku tarimo dari bapak caleg badasi
Asalkan jangan lupo pilih dio nanti
Marobus korang jangan lupo di kasi garam
Biar taraso asin kasi sadikit sajo
Jangan tarimo ini pasti duit haram
Kumpulkan samuo elok pulangkan sajo
Oleh : Aidiel Deal
*Anak Sanggar*
23 Oktober 2015
Senin, 19 Oktober 2015
LIKU - LIKU PEMILU
Bos...
Kamu dasar bodoh sering
tak kibuli aku karo lambit
jadi DPR hidup senang di senayan..
Be be betul Apa yang di dibilang teman aku tadi
Kami tak peduli yang penting kami dapat duit perut kenyang
Jadi DPR itu tidak lah mudah harus pintar jujur dan juga ramah
Bukan seperti si bos..
Bodoh, tolol, rakus jabatan
Mending tak kibuli....
Mending tak kibuli....
Oleh : Aidiel Deal
*Anak Sanggar*
26 september 2015
AKHIR DARI SEBUAH PENANTIAN
Meskipun aku bukan yang pertama hadir dalam kehidupan mu, namun ijinkanlah aku untuk mencintai seumur hidupmu.
Andaikan saja hari itu tidak ada, mungkin aku hingga saat ini tidak bisa mengenalmu. Jujur saja kukatakan , pertemuan diantara kita sulit untuk dapat kulupakan .
Semula, hari - hari dalam kesendirianku kini telah terisikan oleh senyuman dan canda tawamu ketika kebersamaan itu kita lewati bersama.
Meskipun demikian akupun menyadari,selama kebersamaan itu kita lewati tak jarang pula ada air mata yang kau berikan untukku.
Dari sorot matamu pula aku mengenal arti sebuah kesetian dan penantian yang kau berikan padaku. Kau malam itu menangis dipundakku seakan ingin mengutarakan sesuatu....
Ia , baru aku sadar tangisan mu itu penuh arti betapa kau berat mengutarakan rasa itu,rasa yang tak semestinya kau utarakan.
Kudekap dirimu lalu kukatakan sebuah kata penyesalan.Betapa aku sangat menyesal setelah begitu lama meninggalkanmu dalam sebuah penantian .
Dahulu aku pergi meninggalkanmu kini aku datang kembali untuk menjemput kisah cinta diantara kita berdua . Ijinkanlah aku untuk mencinta mu dengan caraku,sebagai tanda akhir dari sebuah penantianmu.
Oleh : Eko Sirait
Selasa, 13 Oktober 2015
Kumpulan Puisi Zharif Vmars Xingeriszeus - CINTA BERSEMI TAPI BERPUTIH MATA
PELANGI SENJA
merdu nan syahdu unggas berlagu.
tatkala mentari berpulang keperaduan.
itulah lantunan dzikir yang haru.
menghias cakrawala senja.
indahnya bak pelangi impian.
hingga malam menjejakan kesepian.
itulah anugerah illahi penuh kedamaian.
tak tercapai akal fikiran namun nyata.
hingga malam menjejakan kesepian.
itulah anugerah illahi penuh kedamaian.
tak tercapai akal fikiran namun nyata.
dalam pelangi senja ada cinta bergelora.
dalam menjaga melestarikan dunia.
tebarkanlah kasih dan sayang tuk semua.
Oleh : Zharif Vmars Xingeriszeus
CINTA BERSEMI TAPI BERPUTIH MATA
Disini kasih berbunga tetapi melara.
Hanya sekedar sandaran berbuah senyuman.
Impian menatap indah pelangi musnah.
dalam menjaga melestarikan dunia.
tebarkanlah kasih dan sayang tuk semua.
Oleh : Zharif Vmars Xingeriszeus
CINTA BERSEMI TAPI BERPUTIH MATA
Disini kasih berbunga tetapi melara.
Hanya sekedar sandaran berbuah senyuman.
Impian menatap indah pelangi musnah.
Airmata cinta tiada surganya.
Tak mampu membasuh lumpur dimuka.
Dan menahan segala yang berputih mata.
Tak mampu membasuh lumpur dimuka.
Dan menahan segala yang berputih mata.
Kerna terjerat dalam jala asmara kemunafikan.
Menitis kasih yang lesu dalam ingatan.
Bagaikan luruh kembang gugur kekeringan.
By : zharif
surabaya
Menitis kasih yang lesu dalam ingatan.
Bagaikan luruh kembang gugur kekeringan.
By : zharif
surabaya
BERSEMI KAMBOJA DI HATI
Bagaikan sampan ditengah samudera.
Tak tahu arah tujuan.
Dihempas gelombang badai asmara.
Hancur lebur sekeping hati.
Dipersimpangan jalan ini.
Perpisahan menjadi penentuan.
Sekuntum kamboja bersemi.
Harumnya hiasi kelukaan diri.
By : zharif
surabaya
Perpisahan menjadi penentuan.
Sekuntum kamboja bersemi.
Harumnya hiasi kelukaan diri.
By : zharif
surabaya
LAMBANG CINTA HAMPA
Umpama pagi tanpa mentari.
Gerhana menyelimuti.
Seperti malam tanpa purnama.
Tiada bintang tiada kejora.
Lambang cinta yang terlarang.
Terukir sebuah nama ditugu taman berbunga.
Terukir sebuah nama ditugu taman berbunga.
Dalam kelam tersungkur sendirian.
Tak lagi ada hangat sentuhan jemari tangan.
Tangisan tanpa suara dalam kehampaan.
By : zharif
surabaya
Tak lagi ada hangat sentuhan jemari tangan.
Tangisan tanpa suara dalam kehampaan.
By : zharif
surabaya
MENULIS DALAM IMPIAN
Bukanlah sastrawan negara.
Hanya manusia biasa.
Menulis sekedar meluah rasa jiwa.
Tak sehebat pujangga.
Tiada seindah penyair cinta.
Yang mampu merangkai kata-kata.
Menjadikan kalimat penuh makna.
Dan segalanya dalam buaian impian.
By : zharif
surabaya
Tiada seindah penyair cinta.
Yang mampu merangkai kata-kata.
Menjadikan kalimat penuh makna.
Dan segalanya dalam buaian impian.
By : zharif
surabaya
TERSESAT DIPELABUHAN DERITA
Sepasang mata yang sayu dalam renungan.
Dihimpit perasaan gundah merindu.
Hanyut sendiri diatas jiwa yang ragu.
Hingga tersesat dipelabuhan derita.
Semakin tersungkur dikeheningan.
Tiada lagi kenal cinta hakiki.
Tiada lagi kenal cinta hakiki.
Bulan retak seribu kini.
By : zharif
surabaya
By : zharif
surabaya
AIRMATA DAN PUSARA
Malam kian kelam.
Purnama makin rebah.
Merangkai airmata tak terdaya.
Kejora lenyap dibalik awan.
Mendamai ombak resah.
Rindu semakin pudar.
Bersama debu tertiup bayu.
Nyanyian ini lagu pilu.
Deritanya terbawa berpusara.
By : zharif
surabaya
Rindu semakin pudar.
Bersama debu tertiup bayu.
Nyanyian ini lagu pilu.
Deritanya terbawa berpusara.
By : zharif
surabaya
KEINDAHAN PESAN
Harum mawar menyulam asmara.
Wangi seroja merajut kenangan.
Putihnya salju sesuci kasih sayang.
Rindangnya pepohon memberi kesejukan.
Bersama iringan bayu menitip pesan kerinduan.
Sejernihnya air mengalir bermuara keindahan.
By : zharif
surabaya
Sejernihnya air mengalir bermuara keindahan.
By : zharif
surabaya
MUSAFIR CINTA TERPEDAYA
Dipadang gersang nan ketandusan.
Terik mentari membakar gelora.
Seperti musafir yang gagal mencari.
Pengertian cinta akhirnya melara.
Terselip misteri penuh rahasia asmara.
Terlemas diarena merenda nestapa.
Hingga diakhir masa segalanya fatamorgana.
By : zharif
surabaya
Terselip misteri penuh rahasia asmara.
Terlemas diarena merenda nestapa.
Hingga diakhir masa segalanya fatamorgana.
By : zharif
surabaya
MENANTI DI POHON DUKA
Puspa ditaman hati berlinang airmata.
Menjadi penanti pada istana madu.
Dalam memburu mutiara cinta.
Tak jua kesampaian masih menunggu.
Hanya bayang seraut wajah jadi hiasan.
Kini dalam buaian dipohon duka.
By : zharif
surabaya
Kini dalam buaian dipohon duka.
By : zharif
surabaya
TENTANG KELUKAAN DAN SEPI
Berjalan disetiap helai impian.
Dan puisi asmara ini lenyap maknanya.
Bersemi dihalaman sekuntum kamboja.
Sepi mengajarkan memahami bahasa cinta.
Tiada pernah dirasa erti kebahagiaan.
Hanya sengsara menyiksa hati dan jiwa.
By : zharif
surabaya
Hanya sengsara menyiksa hati dan jiwa.
By : zharif
surabaya
MAWAR MERAH YANG LAYU
sekuntum bunga mawar merah.
mekar mengharum diantara awan.
tercium aroma wangi penuh pesona.
bilakah termampu memiliki sang kembang.
menjadi hiasan ditaman cinta.
dipuja tiap insan kesendirian.
namun kini puspa indah layulah sudah.
kehilangan haluan tak tahu arah.
kerana terpedaya sandiwara asmara dunia.
terkulai disudut kamar merana.
sinarnya suram dalam tangisan.
tak ingin lagi mengenal indah surgawi.
terlemas tak berdaya diakhir hayatnya.
masih tergenggam manis janji setia.
by : zharif
surabaya
ZOMBIE
melangkah tersendat lunglai.
dibawah temaram cahaya candra.
dengan jasad terkoyak.
penuh luka serta berdarah.
berjalan tak tentu haluan.
menjadi pemangsa dibawah langit hitam.
berselimut misteri dan dibuat ngeri.
zombie mengelana digaris kematian.
by : zharif
surabaya
LAGU BUAT ADINDA
kurelung bulan bintang.
diantara kejora berkelipan.
disini ditanah rantau kanda terbayang.
wajahmu adinda bermain diingatan.
hanya satu adinda bersemayam dihati.
demi menggapai kehidupan.
kepada adinda tersayang nun jauh disana.
ingatlah pesanan dari kanda.
janganlah bermain mata.
janganlah mendua adinda.
bersama bayu dan camar kutitipkan rindu buat adinda.
kasih salam dan tanda cinta setia ini.
hanya untuk adinda disana.
setialah menanti kanda kan kembali.
membawa semua keindahan asmara.
berbunga bunga berlagu cinta padamu... adinda...
by : zharif
surabaya
BUNGA LARANGAN
musafir hina kini terluka ditaman cinta.
menyemaikan bunga larangan gugur ketandusan.
terhempas dalam samudera kenangan.
tiada terbalaskan kerana insan tak punya.
sekejap memuja keelokan nampak kehampaan.
layu diperaduan dilingkari kecundangan.
lalu berputihlah mata diantara kumbang jenaka.
hanya senggenggam setia bukan harta.
melara sampai dihujung senja yang bermega kelam.
by : zharif
surabaya
UNTUKMU BUNGA SEROJA
sang fajar indah bersinar.
menghapus titis embun pagi.
merdu unggas berlagu.
untukmu bunga seroja.
keindahan selalu dipuji.
usah layu dan luruh.
meski luka makin mendera.
bersemi kasih yang suci.
sibaklah semua tabir rindu.
disebaliknya ada jawaban.
langkah teruslah laju.
demi menggenggam cinta.
tepiskanlah airmata lesu.
dihadapan menanti sejuta harapan.
by : zharif
surabaya
NYANYIAN SI PUTRI KECIL
lala lala lalaa ... lala lala lalaaa..
dengan riang melantunkan nada.
walau tiada sejelas syairnya.
hati yang suci pesona jiwa.
diiringi gemulai gerak tubuhnya.
nyanyian si putri kecil.
tersenyum ria penuh arti.
lala lala lalaa...lala lala lalaaa...
tiada letih dalam bermain.
dan destinasi masihlah panjang.
selalu berupaya menggapai asa.
membentang luas diperjalanan hidupnya.
by : zharif
surabaya
REMBULAN DALAM IMPIAN
memetik tangkai kekeringan.
melukiskan tanpa warna.
membelah lautan asmara.
memburu mutiara cinta.
menapaki lembah derita.
memeluk rembulan dalam impian.
memandang wajah dalam angan.
membelai bayu semalam.
melayarkan rindu yang kesunyian.
menitiskan airmata disela bayang suram.
menyintai bidadari yang dipuja.
mungkinkah jadi nyata.
mula insan tiada berpunya.
menggenggam kehampaan.
by : zharif
surabaya
BIASAN
biasan diwajahnya mengukir kerinduan.
disebalik senyuman tersimpul keindahan.
berjuang tiada penat dirasakannya.
jasa baktinya sejernih air pegunungan.
halus budi selembut kasihnya.
melangkah diantara belantara berduri.
tiada terlupa do'a kudus dilafazkan.
disetiap saat dan masa tertentu.
by : zharif
surabaya
AIRMATA MAWAR MERAH
rincis mawar merah berurai tangisan.
berbunga kamboja dikeheningan.
kan disirami dengan airmata.
megahnya cinta kini diwarna kelam.
musnah impian dan harapan.
gerhana luka diatas derita.
jejak berbatu tapak penuh onak berduri.
serasa bak segenggam garam dilautan.
yang kecundang.
yang begitu hina.
tiada erti dan terbuang.
by : zharif
surabaya
ASMARA DUA BENUA
lembayung senja bertahta tiara.
sinarnya menembusi tabir asmara.
dalam titian kasih yang haru biru.
bilakah menjadi nyata rindu yang diburu.
selagi getar cinta menggema didada.
lukisan dua hati mungkinkah bercahaya.
walaupun terpisah diantara dua benua.
by : zharif
surabaya
BUNGA CINTA
indah cahaya sang purnama.
lembut bayu membelai.
sejuk dan sebeningnya embun dinihari.
terdengar merdu dirimu melagu.
nyanyikan erti kenangan masa silam.
irama syahdu sebuah rindu.
keelokan suaramu menghiburkan hatiku.
walaupun sekedar seiras bayangan.
masa itu telah lama berlalu.
tidaklah sejarah berulang kembali.
bunga cinta yang telah menghilang.
ditaman ini masih sayu menanti.
by : zharif
surabaya
DELIMA DI PUSARA -1
lepaslah rindu tertutup bicara selamanya.
tubuhmu kini kaku berselimut putih salju.
tiada lagi senyuman serta tawa.
semadikan kenangan dihati.
enkau delima suci.i
pusaramu bertabur bunga kamboja.
airmata mengiringi pemergianmu.
tidurlah sayang do'aku menyertaimu.
bersimpuhku ditepian nisan kesunyian.
segala memori berakhir disini.
selamat jalan kasih.
semoga damai di sisi-Nya.
by : zharif
surabaya
DELIMA DI PUSARA -2
kembali disini dikeheningan pusara.
derai airmata membasah pipi.
masih terbayang wajah sendu delima suci.
impian indah terlerai bak salju kekeringan.
tiap saat terpanjatkan do'a kudus.
kan disemadikan cinta dan kenangan lalu.
masih harum terasa taburan bunga kasih.
namun kini semua membisu dalam kesepian.
kan ku bingkai namamu dihati.
tertulis indah bercahaya dihalaman kalbuku.
riwayatmu menghikayat dalam asmara.
by : zharif
surabaya
INSAN BIASA
aku adalah insan biasa.
tiada harta dan cinta.
hanya berteman kesunyian.
bersenjatakan pena dan kertas.
menulis sekedar meluah rasa.
aku bukanlah pujangga.
dan juga bukan penyair.
ataupun sastrawan negara.
berjalanpun sendiri.
menyepi diantara bayang sunyi.
lembaran putih tergores tinta.
menjadi kata-kata sederhana.
sebagai penawar hati kala gundah.
tiada berharap apapun jua.
rasa syukur selalu kepada tuhan yang esa.
by : zharif
surabaya-tuban
AIRMATA
sekujur tubuh bergetar pilu.
tiada tawa canda maupun senyuman.
hanya deraian airmata mengalir sendu.
menitis bagaikan gerimis.
hati serta kalbu merintih pedih.
hanya do'a termampu dilafazkan.
bila terluka kerana cinta.
mampu mengarungi hidup sendiri.
walaupun tanpa kekasih dan asmara.
itulah perempuan yang sejati.
by : zharif
surabaya
PUTRI TERCINTA
dikeheningan malam syahdu.
ditemani cahaya rembulan.
dalam belaian sendu bayu.
terlena dalam impian.
tidurlah wahai putriku sayang.
pejamkan mata rebahkan jiwa.
beralaskan lembut sutera.
diiringkan do'a kudus dihati.
simpanlah segala cinta dan cita.
dalam kalbu yang suci.
demi menggapai asa yang membentang.
dan esok mentari masih bersinar.
langkahlah laju genggamlah harapan.
demi masa yang datang berbunga bahagia.
by : zharif
surabaya
SENTUHAN BAK SALJU DINGIN
lama resah bunga layu diawangan.
kekeringan tiada titis gerimis.
dan hadirnya bersama bayu kegersangan.
datang salju cinta yang dingin.
sentuhannya meredakan bara kecewa.
menjadi penawar luka hati.
dikala kesunyian mendera.
dengan indahnya kalimat ditabur senyuman.
dipeluk bagai sutera untuk bangun semula.
ingin mendekap bahagia untuk selamanya.
by : zharif
surabaya
DALAM CINTA YANG SUCI
bermacam warna menghiasi.
dalam cinta yang suci.
ada tangis dan ketawa.
kalimat syahdu serta sendu.
dilingkar kalbu terdapat rindu.
airmata selalu menyertai.
bayang seraut wajah bermain diingatan.
terlukis indahnya dalam sebuah kenangan.
harumnya bunga asmara semerbak.
hangat terasa bila memadu kasih.
lamunan cahaya purnama memanggil sejuta mimpi.
hiasan lambang cinta terukir abadi.
by : zharif
surabaya
EMBUN MENANGIS
bagaikan embun yang menangis.
dikala menempuhi cinta sendirian.
didalam lingkaran kedustaan.
sekejap dirindui lalu tercampakan.
begitulah asmara terlihat sejati.
dihadapan hanya keindahan.
hilang jernihnya berbekas kehinaan.
untaian permata hancur berkeping.
kini sendiri dibelai mimpi ngeri.
by : zharif
surabaya
SESALAN DIHUJUNG RANTING RAPUH
Dalam titisan hujan malam nan senyap.
Hanyutlah angan diderai airmata.
Masa yang telah lama hilang.
Tiada apa yang dapat tertuang.
Kini di hari senja bak ranting kekeringan.
Penyesalan abadi teramat pedih menikam.
Sewaktu berkembang hanya kehampaan.
Kini berbuah layu sepahit empedu bisa.
Disudut zaman terpuruk penuh kecundang.
Tengadah memandang langit hitam tanpa bintang.
Pelahan terucap do'a kudus sesalan.
Berharap cahaya suci dari tuhan yang maha esa.
Untuk kembali berdiri menjulang harapan.
By : zharif
Surabaya
HILANG BUNGA TANGKAI MERANA
sebuah senyuman diakhir hayat.
lidah keluh tak mampu bersuara.
hanya tatapan hampa menerawang.
taman impian yang terbena.
kini luruh bak kembang kelayuan.
samar terpatah tak terdengar oleh telinga.
terlontar kalimat tauhid yang suci.
netra pun perlahan menutup keringat di dahi.
hilanglah bunga tangkaipun merana.
diatas pusara taburan harum kamboja.
bersama do'a kudus iringi tidur panjangnya.
damailah disana disisi allah swt.
biarlah perjalanan ini ditempuhi sendiri.
meski hanya bayangan sepi menemani.
by : zharif
surabaya
NYANYIAN LARA SANG PUJANGGA
Mendung hitam berarak dari utara.
Angin menghempaskan sejuta harapan.
Tumbang dikaki senja diantara warna jingga.
Seiras wajah tiada senyuman dan kata.
Patah pena tertumpah tintanya berdarah.
Nyanyian lara sang pujangga menyayat.
Dari goresan terlontar menjadi duka.
Kini tinggal keseorangan disenyap malam.
Laksana embun diujung ranting rapuh.
Belahan jiwanya yang telah gugur.
Sekelumit kenangan menghias kalbu.
Destinasi ini terhenti didalam ragu.
segalanya pun berakhir diwangian kamboja.
Terdiam membisu dibumi bersama do'a.
By : zharif
Surabaya.
HILANGNYA BUNGA IMPIAN
seiring lamunan sepi.
nyanyian nada sendu nan lirih.
masih jua menantikan eloknya.
dalam khazanah cinta penuh bahagia.
sendiri bermukim diatas kesunyian.
hati bertanya dimana sang puspa impian.
kiranya sang bayu membisikan.
insan ini dah lama tertinggal.
mungkin disuatu masa nanti.
bilakah kan balik menemani.
namun kilaunya dah tak nampak.
gugurlah airmata ini bersama gerimis.
hanya mampu lafazkan selamat tinggal.
meski tanpa suara memikul beban lara.
apakah ini telah digariskan.
rela menerima dengan keikhlasan.
walaupun terbaring keseorangan.
untuk selama - lamanya.
terasa sakitnya tu disini.
by : zharif
surabaya
MEMIKAT CAHAYA
dalam kembara memikat cahaya.
melangkah dibawah mega kelam.
tak jua hujan menyiram jiwa.
hingga terkulai disela lembayung senja.
tiadalah nak bersenda gurau di alam fana.
kerana masih ada setitik sinar.
menuntun langkah ke hadapan ilahi.
disanalah kehidupan yang kekal abadi.
surgawi indah hanya sementara.
pasti layu bak puspa kekeringan.
tunaikanlah ibadah dengan keikhlasan.
demi mencapai cahaya surga yang' hakiki.
segala akhirnya kembali.....
by : zharif
Surabaya
HANYA INSAN BIASA
aku bukanlah sastrawan sejati.
bukan pula pujangga hebat.
aku hanyalah insan biasa.
merangkai kata serta menulis ini.
sekedar meluah rasa hati dan jiwa.
biarpun tiada indah kalimat.
namun kuterus berupaya.
ditemani kertas dan pena.
bersandarku didada senja.
di malam sunyi berfantasi.
hingga karam dilautan mimpi.
by : zharif
surabaya
DINDING YANG RAPUH
hingga kini masih ada lara.
terpendam dalam lubuk jiwa.
hilang arah tujuan tiada nakhoda.
terhimpit zaman tertindas penguasa.
tangisan hati menghiba.
dalam rindu keadilan.
berbaring diantara dinding yang rapuh.
bersandar diujung senja kelabu.
taman kasih sayang jadi pusara.
manis madu menjadi racun berbisa.
hanya punya segenggam asa.
sebagai cerita dimasa hadapan.
dalam penat mencari bunga kehidupan.
demi sinambungan jiwa dan raga.
by :zharif
surabaya
MENANTI SINARAN SUCI
cahaya purnama dibalik mega.
seakan sembunyikan senyuman.
dan langkah ini menanti surya.
dalam kesenyapan bercanda sendirian.
namun kecundang meraba jiwa.
kiranya awan suram membayang.
dijalan silam tercipta sejarah.
musnah impian tinggal kenangan.
hamparan ini penuh noda.
apakah pengubat segalanya.
dimanakah sinar persinggahan.
sampai bila harus begini.
walau tak mengecap duniawi.
kerana itu bak nyanyian semenit.
kembali ke jalan illahi rabbi.
disitulah keabadian yang sejati.
berjanji tunaikan semuanya.
dengan hati dialunan dzikir.
by : zharif
surabaya
SENDIRI
rela dimamah kesepian.
tercakar lena sebuah ilusi.
dibawah langit semalam.
merajut hari-hari sunyi.
menangis ketawapun sendiri.
bagaikan tersisih dari kehidupan.
yang dirasai bayu dingin membelai.
pohon asa ini telah rebah.
membenanya kembalipun sendiri.
biarpun dikanan kiri penuh onak duri.
setitis jernih kasih menghapus layu.
telah lama dirindu dan ditunggu.
bilakah semuanya terhenti.
putik berkembang indah.
harum mewarnai keseorangan.
kerikil menjadi mustika.
tiadalah mungkin terjadi.
tinggalah sepi dihujung jalan.
taman kencana ini tiada lagi.
selamanya sendiri dan sendiri.
by : zharif
surabaya
MISTERI DISEBALIK SENYUMAN
sinaran apakah yang terpancar dimatamu.
terang cahaya lalu kesuraman.
senyuman apakah yang tersungging di bibirmu.
seakan indah namun penuh lara.
mungkinkah itu nyata atau sekedar ilusi.
semuanya telah menjadi misteri.
kini tiada lagi nampak disini.
terkubur oleh bumi selamanya.
bersama taburan harum kamboja.
segala rintangan telah terlewati.
keikhlasan serta kesucian hati terbawa mati.
selamat jalan,damailah disisiNya.
semoga bersua dipintu surga.
nur asmara ini telah padam.
do'a kudus terlafaz tak henti.
by : zharif
surabaya
SENJA DIKELOPAK BUNGA LAYU
tertatih melayar bahtera kehidupan.
ketika berkembang hanyut dan terlena.
kilauan surgawi yang menjanjikan.
digenggam ternyata kosong belaka.
fajar menyingsing lalu berganti siang.
senja pun merayap raga yang lemah.
kini tertunduk dalam ketidak berdayaan.
sesalan abadi berwajah penuh airmata.
tersedar seketika tetapi bungapun telah layu.
meski raga tiada termampu.
masih ada jalan menuju kesucian.
bila mata terpejam dalam keimanan.
sejarah kelam bercahaya indah diakhirnya.
by : zharif
surabaya
DELIMA KENANGAN
hapuslah airmata kepedihan.
tersenyumlah walau terasa sakitnya.
delima kenangan pudarlah cahaya.
yang tinggal hampas keindahan.
kering dan layu ditaman impian.
biar dipandang hina hakikatnya nyata.
benih yang disirami dilanda kekeringan.
sepahit apapun sejarah silam.
jadikanlah sebuah pengajaran.
demi perjalanan kehidupan.
serta bertawakal dan berserah.
hamparan kasih sayang menjelma.
bersujudlah kepada Tuhan yang maha esa.
gerimis kesejukan pastikan tiba.
membasah dingin dihati dan jiwa.
by : zharif
surabaya
BUNGA KENCANA
dahulu senyumnya begitu menawan.
kasihnya tak lekang dimamah masa.
cinta dan sayang pengajaran utama.
teguh berdiri dibadai kehidupan.
ketawa serta airmata sudah dirasakan.
sekian lama menaungi dengan kelembutan.
bak bunga kencana tiada ternilai tuturnya.
hingga akhir hayat basah wangi puspa.
begitu indah saat merajut bahagia.
menyulam kenangan yang tak terulang.
kusematkan tanda hormat untuk selamanya.
by : zharif
surabaya
PURNAMA YANG REBAH
sujud diantara senja dan malam.
ketika jiwa ini terasa penat.
bermunajat diparuh mega hitam.
tatkala hati dalam keresahan.
purnama yang rebah diujung fajar.
titis embun menyambut senyum luka.
bilakah asa ini berkembang indah.
tanyakan pada Tuhan Yang Maha Esa.
secercah sinaran suci membelah awan.
masihkah keraguan menggelayut fikiran.
mungkin suatu hari nantinya.
mahligai indah memeluk raga.
dengan cinta kasih dan sayang.
by : Zharif
surabaya
ADAKAH KASIH YANG SEJATI
diremang cahaya bulan.
seiras wajah nampak bersedih.
ketika bahtera hidupnya terdampar.
dipantai gersang tiada bertepi.
adakah cinta yang sejati.
yang pernah dijanjikan.
mendulang kasih setia.
mungkinkah berulang kembali.
semua tak seindah dulu lagi.
peristiwa ini menyayat hati.
hanya airmata suci menemani.
tetapi Tuhan mengerti perasaan ini.
do'a kudus terlafaz dari kalbu.
semoga tak berulang lagi.
yang lalu biarlah berlalu.
menatap masa depan yang lebih baik.
nanti putikpun basah berbunga wangi.
by : zharif
surabaya
ALUNAN HATI MELARA
diranjang ilalang terbaring renta.
dengan netra yang sayu menatap awan.
kini dihujung masa tak terdaya.
mengais sisa-sisa kejayaan.
tiada lagi harapan terkubur jua.
dengan alunan hati menangis tersedu.
surgawi yang dulu digenggam.
telah hancur luluh diparuh waktu.
nostalgia terluka menjadi sesalan.
dan kini berputar kembali awalan.
namun jiwa terlanjur lemah.
destinasi ini masihlah panjang.
menanti gerimis membasah lara.
menuju kehidupan yang abadi.
by : zharif
Surabaya
MELATI YANG HILANG
telah lama tak tercium harumnya.
tak nampak pula warna putihnya.
apakah melati telah menghilang.
kerana dinanti - nanti mekarnya.
kelembutannya dirindui tiap saat.
angin senyap tak menghembuskan berita.
ilalang terdiam tiada melambai.
candrapun enggan memancarkan cahaya.
bintang-bintang kesuraman.
mendayu sepi tertunduk sendiri.
terus mencari dimana berada.
masihkah ada harapan bersua.
bagai pungguk rindukan purnama.
lenyapnya bagai ditelan bumi.
laksana embun terhapus mentari pagi.
dalam kepasrahan yang tak rela.
berharap ditemui meski diujung hayat.
hingga tersambutlah jemari ini.
namun semua bersatu dalam khayalan.
by :zharif
surabaya
SEGARIS SINAR DALAM KEMBARA
bilakah berakhir langkah lara ini.
insan yang hina tak berpunya.
tersisih dari khalayak ramai.
dihadapan hanya onak dan duri.
dipandangpun sebelah mata.
dalam hempasan malam dingin.
dilingkaran do'a kudus berurai airmata.
senyuman syukur bahagia terlontar.
kerana tersadar ini pengujian duniawi.
usah terlena kilauan yang sekejap.
dalam balutan kepasrahan serta keikhlasan.
bertauhid selalu walau apapun jua yang terjadi.
bersihkanlah dari segala noda.
segaris sinar terpancar dalam kembara.
sebagai penerang meniti kehidupan.
dan semaikan putik kebajikan.
nanti berbunga indah penuh warna.
by zharif
surabaya
KASIH SAYANG TAK BERBATAS
hanya untaian rasa haru dan airmata.
tanpa terlontar kalimat yang indah.
sekian lama mengarungi bahtera kehidupan.
memupuk putik dihalaman kasih.
berkembang mulia tanpa balasan.
rasa sayang serta cinta yang tiada berbatas.
ada surga ditelapak kaki.
terus berjuang hingga akhir hayat.
masa demi masa telah dilalui.
dengan keikhlasan serta kesyukuran.
walau onak duri menghadang dihadapan.
dengan jiwa dan hati yang teguh bak baja.
rela menerjangnya berdarah-darah.
dekaplah ia rawatlah hingga renta.
genggam angin semalam.
tersimpan bersama do'a sucinya.
by : zharif
surabaya
MENITIS DARAH KESENGSARAAN
bicara sepi.
dibumi gersang asa layu.
terasa diri diambang mati.
tiada siapa nak disalah.
menitis darah kesengsaraan.
terkubur dalam lautan empedu.
patah ranting kekeringan.
terinjak layu daun berguguran.
airmata iringi semerbak kamboja.
by : zharif
surabaya
PURNAMA DISEBALIK AWAN
disepi ini masih mencari.
menanti sebuah jawaban.
purnama disebalik awan.
walaupun suram cahyanya.
kenangan membawa ribuan keindahan.
menyibak langit malam nan sendu.
semilir bayu meniup rindu.
berdiri sendiri menatap rembulan.
angan dan khayalan bermain dijiwa.
nyanyian unggas malam menemani.
dalam lena ditepian naluri.
by : zharif
surabaya
HUJAN DEBU DIKOTA IMPIAN
Berlabuh dikaki langit.
Tersungkur sendirian didalam penantian.
Dimana destinasi di kota impian.
Telah dihujani debu yang kusam.
Tiada lagi cahya mentari disini.
Mendekap lara berselubung derita.
Hanya bermunajat pada yang esa.
Dari segala penderitaan.
Dan berlalu pergi disunting kamboja.
Tinggal kenangan pada syair berdarah.
By : zharif
Surabaya
DIANTARA AWAN BIRU DAN KASIH
Hilangnya tanpa ada berita.
Menyepi diujung titis gerimis.
Dilangit biru dilautan api.
Tiada pernah ada bayang kasih.
Dan setangkai mawar kering kelayuan.
Menggenggam angin hampa dibui cinta.
Berselimut pusara diawan jingga.
By : zharif
Surabaya
BILA DAH SAYANG
Jika tersentuh asmara.
Semua menjadi indah.
Bermekaran bunga cinta.
Harum mewangi dikalbu dan jiwa.
Dibelai rindu tiada mengenal masa.
Selalu terbayang seraut wajah.
Dan dituliskan puisi serta sajak sayang.
By : zharif
Surabaya
PERMAISURI
Puisi tertumpah dilautan kasih.
Mengukir kata-kata sejati.
Menabur bunga bunga kerinduan.
Permaisuri belahan jiwa sehidup semati.
Menjadi lambang yang abadi.
Mengarungi bahtera api dan madu berdua.
Mendaki puncak mahligai impian.
Berdiri diatas menara kejujuran.
Dibingkai kesetiaan ditaman keikhlasan.
By : zharif
Surabaya
SAYAP ASMARA
Kulepaskan rindu disayap senyummu.
Merona merah dikala bayu membisik cinta.
Berdua nyanyikan lagu tentang asmara.
Merantai satu hati dititik kalbu.
Berjalan diuntaian mahligai nan nyata.
Mereguk nikmat rasa bersama.
Mendayung bahtera ke nusa bahgia.
By : zharif
Surabaya
BUNGA YANG MEWANGI
Wahai bunga mekarlah selalu.
Mewangi disepanjang waktu.
Janganlah gugur luruh kebumi.
Bersemilah kembang sejati.
Melambai ikuti hembusan bayu.
Tebarkanlah haruman dijagad ini.
Berkembanglah kala gerimis membasah.
Jadi indah dipandangan.
Dan tiap insan ingin mempunyai.
By : zharif
Surabaya
INTAN KESUNYIAN
Dimanakah sinar intan kemilau.
Kini pudar dimamah zaman.
Bilakah bercahya kembali bagai dulu.
Yang telah terbenam dilautan empedu.
Tiada lagi tawa ria mengiringi perjalanan.
Membeku dalam kesunyian.
Terbaring selamanya berhias kamboja.
Semoga kan abadi cintanya yang suci.
By : zharif
Surabaya
BULAN BERKACA
Ditengah malam syahdu merindu.
Dan bulan pun berkaca diantara nyanyian hati.
Do'a suci terucap dihalaman sendu.
Lambang cinta akan mengharum sejati.
Diperjalanan yang penuh onak duri.
Kan ditempuhi dengan keikhlasan.
By : zharif
Surabaya
KABUT PILU
Dalam kehampaan yang sunyi.
Kabut kepiluan merayapi.
Mendekap bayangan tiada.
Adakah mentari menyinari.
Haruman yang berbunga terlingkar dlm kenangan.
By zharif
Surabaya
DAMAI HATI
Dibelai bayu syahdu
Dibawah langit nan biru.
Dalam belaian sang bayu.
Gemertak serumpun bambu.
Alunan seruling yang merdu.
Terlena seketika bagai dialam maya.
Melayang dan menari tarian asmara.
Damailah hati dikala rindu.
Telah kesampaian segala hajat.
Berkasih mesra dibuaian pohon cinta.
Abadi nan sejati selamanya.
By : zharif
Surabaya
SAHARA
Senja yang tersisa satu kenangan.
Dikala melantun nada lara.
Setelah ditinggalkan pergi.
Tiada kembali lagi.
Berasmara dilautan empedu.
Pahit membelai kalbu.
Sahara terdiam tanpa cahaya.
Hanya menatap impian hampa.
Bertabur bunga kekeringan.
Berairmata duka membasah jiwa.
Tersedu dibawah bayang luka.
By : zharif
Surabaya
MEMBURU MENTARI
Dimanakah rindu dibatas tabir sunyi.
Dalam memburu mentari yang jauh.
Menggenggam bayu disimpan dalam nyanyian.
Terasa langkah makin laju.
Mengalir airmata dikala sepi.
Tertumpah lara dikamus sejarah.
By : zharif
Surabaya
MUTIARA
Puisi cinta yang dihalaman bercahaya indah.
Kesucian serta kesetiaanmu bagai mutiara.
Memancar terang dari hatimu.
Dalam bersahaja terselip pesona yang terindah.
Teringat selalu seraut wajah.
By : zharif
Surabaya
DAMAI DI BUMI
Bukalah pintu kasih dan sayang.
Agar damai menyelimuti bumi.
Tebarkanlah rindu syahdu sesejuk titis embun dini hari.
Biarkan harum subur dihati.
Walaupun beragam insan.
Saling hormat menghormati perbedaan.
Hijaukan bumi tuhan.
By : zharif
Surabaya
BUNGA DALAM SEPI
Tertunduk pasrah dalam dilema.
Setelah tiada lagi tawa ria mengiringi cinta.
Dalam sepi bunga menitis airmata.
Semusim dalam destinasi yang hampa.
Tersedu dipenantian.
Melara dalam belaian jiwa yang resah.
By : zharif
Surabaya
KENANGAN BERPUSARA
Dalam kabut dingin memeluk kenangan.
Membelai rindu yang tiada.
Sang purnama hilang cahaya.
Haruman mekar dijambangan terkubur dipusara.
Dan bunganya menebar terhembus bayu.
Bersama airmata dilingkar do'a suci.
By : zharif
Surabaya
SATU UKIRAN CINTA
Telah berbunga cinta ini ditalian mimpi.
Tiada berakhir tanpa senyuman.
Tercipta satu ukiran dihalaman asmara.
Alunan suara rindu menjejak kenangan.
Terlena dipangkuan nada syahdu.
Jalinan ini membungakan nyata.
By : zharif
Surabaya
BELENGGU ASMARA
Mampukah menyambut ikatan terlerai.
Tatkala menghembus titis embun kasih.
Dipisahkan diantara kebencian.
Dan asmara ini membelenggu jiwa.
Membiar keegoan beremosi.
Sedangkan masih saling menyayangi.
By : zharif
Surabaya
BERBUNGA LARA
Kenangan hidup diantara onak berduri.
Terus mencari dicelah kebiruan awan.
Kepada yang maha esa memohonkan.
Semoga do'a serta permintaan direstui.
Tiada lagi berbunga lara.
Kewajah suram dibawah rembulan.
By : zharif
Surabaya
Bukalah pintu kasih dan sayang.
Agar damai menyelimuti bumi.
Tebarkanlah rindu syahdu sesejuk titis embun dini hari.
Biarkan harum subur dihati.
Walaupun beragam insan.
Saling hormat menghormati perbedaan.
Hijaukan bumi tuhan.
By : zharif
Surabaya
BUNGA DALAM SEPI
Tertunduk pasrah dalam dilema.
Setelah tiada lagi tawa ria mengiringi cinta.
Dalam sepi bunga menitis airmata.
Semusim dalam destinasi yang hampa.
Tersedu dipenantian.
Melara dalam belaian jiwa yang resah.
By : zharif
Surabaya
KENANGAN BERPUSARA
Dalam kabut dingin memeluk kenangan.
Membelai rindu yang tiada.
Sang purnama hilang cahaya.
Haruman mekar dijambangan terkubur dipusara.
Dan bunganya menebar terhembus bayu.
Bersama airmata dilingkar do'a suci.
By : zharif
Surabaya
SATU UKIRAN CINTA
Telah berbunga cinta ini ditalian mimpi.
Tiada berakhir tanpa senyuman.
Tercipta satu ukiran dihalaman asmara.
Alunan suara rindu menjejak kenangan.
Terlena dipangkuan nada syahdu.
Jalinan ini membungakan nyata.
By : zharif
Surabaya
BELENGGU ASMARA
Mampukah menyambut ikatan terlerai.
Tatkala menghembus titis embun kasih.
Dipisahkan diantara kebencian.
Dan asmara ini membelenggu jiwa.
Membiar keegoan beremosi.
Sedangkan masih saling menyayangi.
By : zharif
Surabaya
BERBUNGA LARA
Kenangan hidup diantara onak berduri.
Terus mencari dicelah kebiruan awan.
Kepada yang maha esa memohonkan.
Semoga do'a serta permintaan direstui.
Tiada lagi berbunga lara.
Kewajah suram dibawah rembulan.
By : zharif
Surabaya
Senin, 12 Oktober 2015
PUISI BEBAS TEMA : KABUT ASAP
Ya Allah ya Tuhan kami
Hindarkanlah kami dari kabut asap
yang menyesakkan dada ini
kali sudah tak tahan lagi ya Allah
Semoga besok pagi
saat kami bangun
kami tak menemukan kabut asap lagi
yang brgelantungan di atas atap rumah kami
Di atas langit yang biru,
kami tak menemukan matahari
dan kami tak bisa melihat indahnya pelangi
kami hanya menemukan kabut asap
yang terlihat disana sini
Ya Allah ya Tuhan kami
kami tak bisa menghirup segarnya udara pagi
pada saat kami pergi sekolah
kami tak bisa merasakan panasnya sengatan matahari
pada saat pulang sekolah
dan kami juga tak bisa menghirup udara sore hari
pada saat kami bermain di teras rumah
Ya Allah ya Tuhan kami
berkat pertolongan dan kasih sayang Mu
bantulah penguasa negeri
untuk mengatasi kabut asap ini
supaya kami bisa bernafas lega
dan tak sesak nafas lagi.
Amin ya Robbal Alamin....
Selasa, 06 Oktober 2015
Karya : Syifa Noor Rahmanda
Kelas : IIIa SDN 132406 Kota Tanjungbalai
PETAKA RAJA DURJANA
suara mereka
nyaris tak terdengar
dibelukar api
bakaran mimpi
langkah mereka
terhadang gelap
harapan peduli
penyekap ibu pertiwi
jeritan mereka
tak mampu mendobrak
tebal tembok
istana petinggi
mereka
kering......
dipanggangan berasap
penyamun negeri
*youth@ruan
asahan 07okt2015
Jumat, 25 September 2015
Kumpulan Puisi Maia Syifa - KEBIASAAN YANG TAK LAGI BIASA
KEBIASAAN YANG TAK LAGI BIASA
Mencari inspirasi
Dari membolak-balikkan hati
Dan menggali imajinasi di dalam sepi
Tak lagi ku temukan kebiasaan diri
Hatiku terus mencari
Namun kebiasaan itu bak hilang ditelan bumi
Tahukah kamu
Arti dari pembiasaan diri
Menjadi biasa atau harus terbiasa
Adalah dua kata yang berbeda makna
Ku pahami keduanya
Tapi ku tak mengerti maksudnya
Terlalu banyak kebiasaan yang harus ku hilangkan KAWAN...
Terlalu banyak
Kau tak mengerti atau memang sudah tak perduli
Baiklah KAWAN...
Terangkan padaku
Apa yang harus ku lakukan setelah ini
Biar ku tahu
Bahwa kebiasaan itu tak lagi biasa....
Tanjungbalai, 07102017
By : Maia Syifa
SUDAHKAH
Inspirasiku menjalar
Menebus alam bawah sadar
Menari mengikuti aliran darahku
Ku gali lebih dalam lagi
Tuk mencari motivasi
Ku taklukkan ketakutanku
Bersama emosi jiwaku
Ku hadirkan sesuatu
Kedalam sumber logikaku
Ku poles dan ku kemas menjadi seperti itu
Kekhawatiranku ku bungkus rapi
Menjadi tanda baca yang tak terbaca
Menjadi apa yang entah kenapa
Biarlah...
Pembiaran yang tak bersyarat
Dan syarat makna
Pembiaran yang berbatas waktu
Waktu yang membisu
Segitiga, segiempat, segilima
Segala segi dan sisi ku ukur pasti
Menjadi tolak ukur keakuratan ilmu pasti
Namun tak akan pernah pasti
Kata kata yang diterjemahkan
Dalam bahasa sangsekerta
Tak akan menemukan artinya
Yang mencari pusat penterjemah
Selalu berbeda makna
Sudahlah...
Walau sebenarnya tak akan pernah sudah
Medan
Sabtu, 26112016
By : Maia Syifa
DEMI SEBUAH KE-AKU-AN
Ku coba hentikan waktu walau sejenak
Tuk menyibak langkah yang mulai goyah
Aku melangkah dan terus melangkah
Tak ku hiraukan lagi
Lelah yang sudah menjarah
Hanya untuk demi
Sebuah nama gengsi yang terpatri
Aku telah banyak melewati
Apa yang tak pernah aku bayangkan
Dan aku juga telah menjalani
Apa yang tak pernah aku pikirkan
Sungguh....
Pembelajaran hidup yang tak terbantahkan
Siapapun itu
Yang sama berjuang seperti aku
Telah mengkristalkan hati dan pikiran
Untuk mencapai satu tujuan
Kekuatanku ada pada pikiranku
Kesabaranku ada pada hatiku
Semangatku ada pada belahan jiwaku
Dan aku telah mensugesti diriku
Dengan caraku
Maafkan aku
Yang tak bisa menjadi seperti yang kau mau
Tapi aku tetap berusaha
Mengisi dan menutupi
kekurang-kekuranganku
Demi kalian dan masa depan
Yang ternyata lebih pada ke-aku-an
Entahlah....
Medan, 10092016
By : Maia Syifa
CURAHAN HATI
Sebatas apa kau memandang bahagia,
mencampuradukkan sukacita dan canda tawa,
tanpa bumbu dilema?
Curahan Hati
Kapan kau menjadi sebuah pinta dalam keinginan
Melampaui apa kau menjadi sebuah tanya dalam jawab,
Menjadi sebuah sketsa bening nan indah di ujung mata,
Menjadi sebuah ilustrasi yang mumpuni
dan menjadi sebuah gambaran abstrak yang terbaca?
Curahan Hati
Bianglala yang ku ukir dicakrawala fana
tak jua menampakkan hasil yang sempurna
Ku bungkam sejuta bahasa
tuk mengerti dan memaknai selaksa.
Curahan Hati
Siasat ku terlewati
Senyum ku terbebani
Sayang ku terkunci mati
Diantara sunyi sepinya membaca diri di malam hari
lebih dalam lagi...
Tanjungbalai, 27082016
By : Maia Syifa (NH)
LARUT
Ku menyimpan mata mu dalam diam
Dalam kesadaran penuh ku bungkam
Memendam dan larut dalam kelam
Aku terus hanyut dalam lamunan
Aku baru menyadari arti Kesadaran
yang menyadarkan ku pada sebuah kenyataan
Dan menyadari arti kesabaran
Yang membuat ku lebih sabar menghadapi kehidupan
Walau keluh kesah ku tak bermarwah
Cinta ku tak bisa luwah
Jalan hidup ku penuh sejarah
Diantara masa lalu...
Masa sekarang...
Dan masa yang akan datang
Aku harus tetap tegak berdiri lantang
Menghadap langit yang penuh dengan bintang gemintang
Walaupun kaki ku tetap berdiri kaku
Terpaku disudut perapian ungu
Menunggu menjadi beku dan berdebu
Mencoba meniup lara
Disepanjang lorong-lorong masa
Diantara hingar bingar cerita cinta
Aku akan mencoba mencari sifat titisan dewa
Yang membuat ku tak pernah bosan terus
mencoba mencari nuansa
Untuk cerita yang penuh makna, warna dan tanya.
Tanjungbalai,
Jumat, 06052016
By : Maia Syifa.
SATU
Kau dan Aku adalah satu
Pada saat bertemu dalam ruang dimensi dan waktu
Bercengkrama dibawah kaki langit cinta
Nuansa yang tercipta adalah irama
Kau begitu terpesona
Mata mu begitu liar karena kau adalah pemangsa
Jangan tanya kenapa,
Tetapi nikmati saja nuansa yang tercipta
Dari bahasa tubuh dan tatapan mata
Kau adalah lagu dan aku adalah irama
Untuk menjalani bahtera kita harus senada
Sepak terjang tak butuh kata
Tapi bukti nyata pengertian dan penantian di ujung sana...
Kamis,25082016
By : Maia Syifa (NH)
BACA WAKTU
Semakin jauh hati mu pada ku
Semakin sulit kau mengetahui siapa aku
Semakin kau larut dalam bias mu
Semakin sulit kau menjangkau angan mu
dan menemukan jati dirimu
Baca Waktu
Waktu kan memberi mu pintu
tuk menuntun mu ke gerbang sadar mu
Baca Dirimu
Kau punya talenta dan jumawa
yang akan memberi mu ruang dalam jeda
Baca Aku
Aku adalah bom waktu
yang akan kau ledakkan sewaktu waktu
karena kau lah pemegang tombol pemicu
Baca Dia
Dia adalah metamorfosa nyata
yang bergelantungan di langit cakrawala cinta
yang menebarkan pesona dengan segala cara
Mari Membaca
Mungkin dengan begitu kau akan lebih banyak mengerti
tentang rasa dan cinta yang sesungguhnya...
Tanjungbalai, 13082016
By : Maia Syifa (NH)
SUDAH TERBIASA
Ku coba hentikan waktu barang sejenak
Tuk tetap berada di pelukan bayu
Kekinian ku telah menembus batas waktu
Tuk tetap diam membeku dalam ragu
Menjadi serpihan serpihan salju
Niat tuk tetap bertahan dan menahan menjadi tergendala
Oleh simpang siurnya dilema
Susah tuk menjangkau Apa dan Kenapa?
Karena tak punya pegangan kata
Ku terobos hati lebih dalam lagi
Tuk menyingkap sukma yang tersembunyi
Sunyi... Sepi... Bagai mati suri
Ku bertapa dan bersemedi di atas tikar suci
Mencari sisi lain dari diri
Tak ada sepatah kata
Karena diam sudah menjadi terbiasa.
Tanjungbalai
Minggu, 19062016
By : Maia Syifa
LARUT
Ku menyimpan mata mu dalam diam
Dalam kesadaran penuh ku bungkam
Memendam dan larut dalam kelam
Aku terus hanyut dalam lamunan
Aku baru menyadari arti Kesadaran
yang menyadarkan ku pada sebuah kenyataan
Dan menyadari arti kesabaran
Yang membuat ku lebih sabar menghadapi kehidupan
Walau keluh kesah ku tak bermarwah
Cinta ku tak bisa luwah
Jalan hidup ku penuh sejarah
Diantara masa lalu...
Masa sekarang...
Dan masa yang akan datang
Aku harus tetap tegak berdiri lantang
Menghadap langit yang penuh dengan bintang gemintang
Walaupun kaki ku tetap berdiri kaku
Terpaku disudut perapian ungu
Menunggu menjadi beku dan berdebu
Mencoba meniup lara
Disepanjang lorong-lorong masa
Diantara hingar bingar cerita cinta
Aku akan mencoba mencari sifat titisan dewa
Yang membuat ku tak pernah bosan terus
mencoba mencari nuansa
Untuk cerita yang penuh makna, warna dan tanya.
Tanjungbalai,
Jumat, 06052016
By : Maia Syifa.
DEMI WAKTU
Hari demi hari terus berlalu
berkejaran bersama sang waktu
Ada yang datang dan pergi
Ada yang pergi tak pernah kembali
Ada yang menetap dan berharap
Ada yang terlupakan dan terlewatkan
Ada yang berubah tak tentu arah
Ada yang berkesan dan membekas
Ada yang berlalu tak menentu
dan ada yang diam dan membungkam
Menyisakan sisa yang mengambang...
bersama berlalu sepinya malam
mungkin memang begitu
dan harus seperti itu...
Tutup buku harian mu
kau akan membuka lembaran
dengan harapan baru
tanya mu akan terjawab
cinta mu akan bersemangat
hidup mu lebih bermanfaat
Sadar mu akan tetap menjadi imajinasi mu
diantara masa lalu,
masa sekarang
dan masa yang akan datang
Kau akan menemukan
apa yang kau impikan
dan harapkan nantinya ke depan...
Semoga...
Happy new year 2016
Tanjungbalai, 31122015
By : Maia syifa
DUNIA KU
Menulis adalah dunia ku
Membaca menjadi inspirasi ku
Membuat kata kata indah adalah hobby ku
Mengingat dan memikirkan mu adalah urusan ku
Hidup bersama mu adalah takdir ku
Mencintai mu selamanya adalah pilihan hidup ku.
Tanjungbalai
Minggu,24012016
By : Maia syifa
AKU AKAN SELALU ADA
Mungkin aku hanya
sekelumit bayangan semu untuk mu
yang apabila senja mereduplah sinarnya
tenggelam bersama malam
ku sadari itu...
tapi, percayalah...
aku akan tetap
menjadi sinar mentari pagi yang cerah
dan indah buat mu
yang tak akan pernah
berhenti bersinar menerangi bumi
selama dunia ini masih tetap tegar berdiri
Ku akan selalu ada untuk mu
baik dalam suka dan duka mu
dalam jatuh dan bangun mu
dalam sadar mu
maupun dalam mimpi yang tak nyata untuk mu
Aku akan selalu ada
walaupun aku tak selalu indah yang kau mau
tapi cinta ku tetap yang terbaik untuk mu
Jumat,13112015
By : Maia syifa
MATI SURINYA KATA HATI
Janji yang terpatri selama ini
hanyalah pajangan semata
dilihat, dibaca dan berlalu begitu saja
Saat ini keegoisan begitu indah di pandang mata
menjadi sebuah tolak ukur
tuk menetap dan bertahan
Diam adalah obat mujarab tuk sebuah keangkuhan
Diam bukan karena tak adanya kepedulian
hanya saja untuk menghargai arti sebuah keegoisan
dan diam juga telah menjadi...
mati surinya seperangkat kata hati.
selasa,10112015
by : maia syifa
PENELUSURAN HATI
Ku salin langkah ku satu persatu
ku eja dan ku dikte beberapa kata menjadi kalimat
Lalu ku terjemahkan melalui bahasa kalbu
Aku bukan ahli tata bahasa atau penterjemah
Tapi aku hanyalah penelusur langkah
Ku temani sepak terjang ku dalam diam
menuju penelusuran hati
agar hidup ini menjadi lebih hidup
Ku bumbung tinggi khayalan
dan impian setinggi langit
ku gantung asa dan harapan di balik awan
aku tak perduli,
apakah aku dapat menggapainya atau tidak
yang pasti aku akan tetap terus berjalan dan melangkah
Demi sebuah ke -aku- an yang masih abstrak
menjadi sebuah sepak terjang yang berdilema
akan ku lakukan sedaya upaya ku,,,
semampu dan sekuat ejaan kalimat ku
tuk tetap bertahan dalam pemikirian ini.
26022015
By : Maia Syifa
KAU ITU ADALAH AKU
Jangan berkeluh kesah
Jangan bermuram durja
Pujuk hati dan pikiran mu tuk melihat realita
Kenyataan yang ada bahwa KAU adalah pengukir cerita
pengukir rasa dan juga pengukir cinta yang tercipta
dari tatanan hidup yang penuh makna dan warna
Perjalanan panjang dalam hidup mu
adalah saksi bisu waktu yang mengiringi langkah mu
KAU adalah nuansa yang tercipta dari untaian kata kata
KAU tercipta dan besar
dari arus bolak balik gelombang samudera yang menerpa
Sekuat dan seberani apa KAU bertahan
itu semua tergantung kekuatan alami
yang bersemayam di dalam dirimu
Dan KAU itu adalah AKU
=============================
27112014
By : Maia Syifa
Tanjungbalai,Sumatera Utara
KRAM OTAK
Sesibuk apapun diriku,
Namun aku tak mampu
Menghentikan Otak ku
yang terus sibuk memikirkan dirimu
Dan maafkan lah aku...
Jika hadir ku
tak seindah mimpi mu...
10122014
Maia Syifa
BICARAKAN PADA KU TENTANG APA SAJA
Sayang...
Huruf demi huruf ku satukan
menjadi sederet kata berbasis cerita
dan ku rangkai menjadi bermakna
Sayang...
Bicarakan padaku tentang apa saja,
tentang kesedihan,
tentang kerinduan,
tentang keindahan,
tentang keinginan,
dan tentang hasrat yang terpendam
dari keinginan hidup yang tak pernah berkesudahan
Sayang....
Rasa tak bisa ditukar ...
Kasih tak bisa ditawar...
Cinta biarkan berakar...
dan semangat biarkan berkobar...
Sayang...
Di lubuk hati ku yang paling dalam
banyak kata yang ku bungkam dan terpendam
Ku coba memaknai hakikat
dan ku coba mempelajari rasa
Tapi aku tetap belum juga bisa memahami seutuhnya
Sayang...
Rasa mu dan rasa ku
bergelantungan di ujung rindu
Membakar dan membahana di perapian rasa
Tetap terus ku coba memaknai hakikat
Tapi ujung tombaknya selalu tak berkesudahan
Sayang...
Simpan dan sisipkan rindu ini sedalam dalamnya
Sedalam mungkin yang bisa kau sembunyikan
Sayang...
Di langit biru ku satukan asa dan rasa yang menggebu
ditelan senja yang menggelayut
dinginnya angin malam
Ku larut terbawa emosi jiwa yang membuncah
Ku tak temukan solusinya
Tapi ku yakin semuanya pasti punya makna
dan punya cerita nantinya disana.
Rabu, 10122014
By : Maia Syifa
BUKAN ILUSI
Ingatkah dikau
dikala sang surya menyapa hari hari ku
disitu ada diam segunung rindu
dalam tata bahasa yang tak terjemahkan
siapa,
apa,
kemana
dan dimana...
terjawabkan sudah
tanya saja apa yang mau ditanya
dan aku akan menjawab semuanya semau ku
aku tak tertutup awan lagi
aku tak berada diantara mega mega
aku tak terkendali
karena aku bukan ilusi
tetapi...
aku akan tetap disini menunggumu
menghabiskan sisa sisa waktu hidup ku
Rabu,20082014
By : Maia Syifa
GORESAN KU
Ku bangun jiwa ku sudah
Yang telah lama padam
Dari perapian yang temaram
Aku telah terbakar
Bersama kertas buram yang ku tulis
Terlena...
Terpedaya...
Terpidana...
Dan termakan kata kata
Ku pilah pilah, aku tak pintar memilah
Ku bagi bagi, aku tak kuat berbagi
Ku berusaha menanti, tapi aku tak bisa berjanji
Sangat dalam kata kata yang ku buat
Namun tak sedalam perasaan ini padamu
Mengerti atau tak mengerti
Aku tak butuh kamu harus mengerti
Yang aku butuh adalah
Kamu selamanya ada di hatiku
Bersamaku,
Dan mencintaiku
Walau ternyata kamu hanya ada dalam Goresan ku.
Jumat,29082014
By : Maia Syifa
ILUSI JIWAKU
Ilusi jiwaku berpeluh berperang melawan arus
ku baca lagi catatan kaki diary hidupku
penuh liku dan berbiku
ku tuntut diri menyelesaikan kisah yang tak bersudah
Perangpun ku mulai
tapi tak kan pernah ku akhiri
karena aku tak ingin semua berakhir
menepis asa bercampur dusta dan cerita,
bersama sensasi rasa yang tercipta
nan indah bergelora
potret diri terbaca dari tatapan jiwa,
terekam dari sudut mata bathin
Genggam rasa ini dalam dalam
dan terjemahkan lebih dalam
nikmati apa adanya
karena semua akan punya cerita dengan sendiri
ku yakin nanti disana,
pasti akan ada cerita selanjutnya...
kamis,09102014
By: Maia Syifa
MEMBELAH DIRI
Disaat aku harus bersiteru dengan waktu
Disitulah aku harus membelah diriku
menjadi beberapa bagian
dan fokus pada satu tujuan
yaitu Kenyataan...
kenyataan bahwa ada dirimu
dan akan selalu ada
didalam perjalanan hidupku
Bersemayam di hatiku
Bertengger di kepalaku
dan mengalir didalam aliran darahku
karena kamu akan tetap menjadi bayangan ku
Kamis,09102014
By: Maia Syifa
DATANG PADAKU
Baca aku,
tanpa harus membuka diary ku
kenali aku,
tanpa harus membuka topeng ku
pahami aku,
tanpa harus ku pinta
mengertilah padaku,
tanpa harus ku ucapkan
sayangi aku,
bukan karena kau kasihan pada ku
datanglah padaku,
karena aku tau,
kau memang membutuhkan ku.
Minggu,16112014
By : Maia Syifa
AKU TETAP DI BERANDA
Tikar kumuh akan tetap menjadi saksi bisu bagi sang penguasa
Basuh hati dan jiwa agar tetap ada diberanda
Kirimi aku setangkai aroma rindu yang menusuk sukma
Ku janji ku akan tetap berada 2 hasta disekelebat kerlingan matamu
Disana...disini....
dan dimana saja,
ku tak kan berkisar sedetik pun dari pandangan mu
jiwa dan rasa mu tetap menjaga ku di sela hembusan cerutu mu
kata tetap beradu makna
dan mengukir cerita dibalik syair jiwa
Rabu,19112014
By : Maia Syifa
YA RABB
Ku sebut namaMU di setiap waktu
KAMU ada di setiap detak jantung ku
dan di setiap helaan nafas ku
Aku terus mengkaji ulang diriku
merevisi langkah langkah ku
dan mengintrospeksi kata kata ku
Ku temukan banyak kesalahan
dan kealpaan disitu
namun aku tak pernah lelah
dan tak akan pernah bosan
memohon ampunan MU
Aku tau banyak kesalahan ku
bejibun mungkin dosa ku
aku sadar akan hal itu
aku berharap dan bermohon
jangan jauh dari ku
ya RABB
====================
03122014
By : Maia Syifa
Tanjungbalai, Sumatera Utara
Langganan:
Postingan (Atom)