Senin, 07 Desember 2015
SEBUAH PUISI UNTUK KEKASIH KU
Karena Aku Adalah Aku Dengan Kamu Untukku, Dan Kamu Adalah Kamu Dengan Aku Untukkmu,
Begitu yang aku katakan padamu, Dan kau pun mengatakanya padaku
Sore itu, saat senja menghampiri kita, sebelum hujan mengambil alih semua
Hari yang tenang, bersama rintiknya, orang-orang begitu riang
Anak-anak bermain tanpa beban, mereka tersenyum
Layaknya kita yang selalu berpegangan tangan,
Saling menatap, memberi tanda dengan isyarat
“Aku mencintaimu bersama hujan aku menyayangimu”.
Didalam Kata Ada Cerita,
Didalam Cerita Ada Nada,
Didalam Nada Ada Cinta,
Didalam Cinta Ada Kita,
Kekasih,
Jika “INI” berarti “Kamu”, maka “ITU” adalah “AKU”
Jika “INI” berarti “MEREKA”, maka “ITU” adalah “KITA”
Dengan semua perjalanan yang telah kita lalui,
Setiap proses dalam menuju “KITA”
Hingga nantinya Kau dan Aku akan Bersemayam pada Jasad yang sama.
Kekasih,
Setelah ini akan kuukir nama pada langit itu
Bersama keinginan Kau dan Aku,
Kita akan mengukirnya,
Dalam satu komitmen,
Merangkul rasa yang sempat tertahan,
Untuk kita saling mencinta.
Kekasih,
Padamu adalah tawaku,
Untukmu adalah cintaku
Matamu yang begitu berkilau
Senyummu yang begitu memukau
Meyakinkanku dalam rupamu “Kekasih”
Akulah Pilihanmu,
Menjadi penggerak dalam batinmu
Akulah Pilihanmu,
Berpaling dari masa lalumu
Akulah Pilihanmu,
Ceritaku Untumu
Akulah Pilihanmu,
Panggilan terakhir untukku
Kekasih,
Sebelumnya kita selalu mencari kita
Hingga akhirnya kita menyamai kita
Sampai kita menginginkan kita
Untuk kita membuat kita.
Kekasih,
Jadilah aku untuk yang pertama
Jadilah aku untuk selalu bersama
Jadilah aku Untuk Menciptakan cerita
Jadilah aku “CINTA”
Kekasih,
Seperti puisi ini
Mereka bernyayi
Mereka menari
Mereka menepi
Untuk saling mengilhami
Kekasih
Puisi kita memiliki nyawa
Ia akan berbicara pada siapa saja yang membacanya
Menghipnotisnya untuk masuk kedunianya
Dunia yang diciptakan oleh tuannya
Dunia “KITA”.
Kekasih,
Ini yang terakhir
Aku sampaikan
Kenginanku Untuk Memelukmu
Keterikatanku untukmu, yang akan menjadi pendampingku
Hari ini dan nanti “Sampai Kita Tutup Usia”.
Padang, 30 November 2015
Alex Wahyu Nurbista Lukmana
“Kita Memiliki Perasaan Masing-Masing,Dengan Perasaan itulah Kita Bertemu, Dengan Perasaan itulah Menyatu, Dan Dengan Perasaan Itulah Kita Saling Terhubung, Membentuk Sebuah Ikatan, Membentuk Sebuah Kepercayaan, Dengan Perasaan yang Begitu Mendalam, Kepercayaan Kau dan Aku, Kepercayaan Kita Untuk Saling Mencinta, Kepercayaan Kita Untuk Saling Menjaga.”
_Alex Wahyu Nurbista Lukmana_
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar