UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Senin, 25 Februari 2013

SENSE OF COMPETENCE

 

RASULULLAH SAW pernah menegur Ummu Fadhl ketika merenggut anaknya secara kasar karena pipis di dada Rasulullah. “Pakaian yang kotor ini dapat dibersihkan dengan air,” kata Rasulullah Saw, “tetapi apa yang dapat menghilangkan kekeruhan jiwa anak ini akibat renggutanmu yang kasar?”

Anak-anak yang baik, anak-anak yang bersih imannya dan hidup pikirannya tidak akan pernah lahir dari sikap kita yang keras dan tidak memberi mereka ruang untuk mencoba. Mereka tidak akan berani berinisiatif, apalagi menghadapi tantangan, apabila tidak ada rasa aman. Mereka akan tumbuh menjadi manusia-manusia kerdil, meski tubuhnya besar, kalau mereka tidak memperoleh penerimaan yang tulus (genuine acceptance).

Hanya anak-anak yang memperoleh penerimaan tanpa syarat dari orangtualah yang akan dapat menerima dirinya sendiri (self acceptance). Sehebat apapun anak kita kalau tidak memiliki penerimaan diri yang baik, sense of competence mereka akan mati.
Secara sederhana, sense of competence adalah kesadaran dan penerimaan bahwa ia memiliki keunggulan. Ia memiliki kemampuan yang layak dimunculkan dan dikembangkan, betapapun tampaknya sangat sederhana. Betapa banyak orang memiliki kemampuan yang luar biasa, tetapi tidak dapat berkembang secara optimal karena ia tidak memiliki sense of competence. Betapa banyak orang yang merasa hidupnya tidak berarti karena merasa bahwa ia tidak memiliki apa-apa yang layak ditampilkan dan disyukuri. Padahal banyak orang berdecak kagum dengan kemampuannya. Ini semua terjadi karena ia tidak memiliki sense of competence.
Dan salah satu faktor yang banyak menyebabkan orang tidak memiliki sense of competence adalah karena tidak adanya penerimaan yang baik.

Kiriman : Ukhti Nisa
Oleh : Rumah Yatim Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar