UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Jumat, 12 Mei 2017

Kumpulan Puisi Wahyu Sumut Kembara - JUARA HATIKU





JUARA HATIKU


Aku mengenalmu lama..
Lama sekali..
Hingga hampir tak mengenali diriku sendiri..!

Aku mencintaimu dalam..
Dalam sekali..
Hingga hampir membenci diriku sendiri..!

Aku mengharapkanmu dulu..
Dulu sekali...
Hingga hampir tak menginginkan diriku sendiri..!

Tapi masa itu berlalu...
Kini Dia adalah permaisuriku..
Memberi 2 putra Mahkota bagiku..
Menjamuku dengan cinta dan persembahan kesabaran serta kasih sayangnya..
Dialah Isteriku Rani_ku...
Pemberi semangat dan motivasi indah.
Pelipur dikala hati menjadi gundah.
Pengingat disaat iman semakin parah.
Dan tentunya pengamat disaat aku mulai menyalah..

Oleh : Wahyu Sumut Kembara
Jum'at, 5 Mei 2017
Mesjid Sultan.
Singapore.



TAKHTA TANPA RAJA

Hendak bangkitkan lagi gelora dihati...
Mengolah diri agar kembali mendamba PEMILIK bumi...

Statusku Emergency..
Jiwaku penuh dilema...
Menderu semangat tanpa nama-NYA,
Kuyakin ini 'sangat gila'...

Hatiku adalah singgahsana,
ENGKAU adalah Raja..
Maka adakah arti singgahsana tanpa RAJA...???
Yang ada cuma keriuhan kosong belaka...

ya ALLAH...
Demi agungnya nama-MU..
mohonku, ajarkanlah aku,
Kembali menjadi seorang hamba untuk-MU.

By : Wahyu Sumut Kembara,
Minggu, 19 November 2011,.
(Pasar Mayat Fajar) Tanjungbalai, Sumatera Utara.


UKIRAN RASA TANPA NAMA
Tak pernah kuduga,
akan sejauh ini aku merasa...
Tak pula kumenyangka,
Akan seberat ini melepasnya...

Kuakui cemburu,
mungkin tidak pada tempatnya,
sebab aku bukanlah siapa²

Inilah aku sikancil,
dengan impian yang juga kecil,
bersiap mengubur impian kala jelajah,
lalu kembali kedunia yang tak ada engkau disana...

Kini...
kupahat senyummu.
sebagai ukiran rasa tanpa nama,
untuk kenangan 'tika datang sunyiku...

By : Wahyu Sumut Kembara
Minggu, 19 November 2011.
Tanjungbalai, Sumatera Utara.



SYAIR PENGANTAR RINDU

Belum ada yang lain yang kurindu selain dirimu...
tiada yang lain yang kukenang cintanya selain dirimu...
kau masih belum terganti dihati ini...
memerah darah bergolak asa kala dahulu,
saat kau masih disisiku...

Ingin kujadikan kenangan,
Aku tak mampu menampung bara...
Tapi aku juga tak ingin menjadikannya sebagai sebuah kesedihan,
Sebab bahasa didalam jiwaku ajarkan ikhlas melepas pergimu...

Dengarlah wahai juwita hati sang kembara...
sebagai ganti kuuntai syair pengantar rindu,
untukmu, walau kau takkan pernah tahu...

By : Wahyu Sumut Kembara.
Untukmu yang dulu pernah bersamaku.
(Gedung Kala Fajar) Tanjungbalai, Sumatera Utara.

SENANDUNG GITA CINTA
Tak kufahami senyum bidadari,
Tak pula kumengerti diamnya sang puteri,
Aku yang menapak diantara rimbun dedaun pagi,
Bahkan tak mengenali bahasa harum bunga melati...

Akhirnya kuputuskan sementara tetap sendiri,
dalam kolong sepi tanpa belahan hati,
Teriakpun tak guna,
Sebab kembang masih menutup mata dan telinga...

Apalah arti seraut rupa,
Sedang dijiwa tiada rasa,
Menanti... Jadi jawaban diwaktu ini...

Pada Simfoni nada asa,
Kuuntai lagu senandung gita Cinta.

By : Wahyu Sumut Kembara
Jum'at, 11-11-11
(Kolong Rindu) Tanjungbalai, Sumatera Utara



LOMPATAN 1/2 KIJANG

Aku pernah punya angan bagai pangeran,
Kaupun mungkin bayangkan jadi puteri kahyangan,
Harapan Pahlawan berkuda bak dalam cerita dongeng,
... Rebahkan kepala dipundak sang penyelamat hati...

Itu mimpi yang indah,
Tapi sayang...
Aku cuma pangeran kodok,
Senjataku bukanlah pedang,
Hanya lompatan setengah kijang...

Aku kagumi wahai kau bayangan puteri kahyangan,
Sedang aku berpijak dirawa,
Jangankan menoleh, mengingat sajapun mungkin kau enggan...

Terbanglah...
Kan kupejam mata setelah kau pulang kebalik awan.

By : Wahyu Sumut Kembara.
30 Oktober 2011.
Kelambu Malam, Tanjungbalai, Sumatera Utara.



SYAIRKU SYAIR PERINDU

Celoteh burung balam itu terdengar riuh dipagi dingin,
Konon, Demikianlah mereka bertasbih...

... Sedang aku...
Meratap dosa semalam,
Malu memohon kepada TUHAN,
Hingga do'a jelang fajar terabaikan...

Sisi lainku,
Rindu pada sebuah senyuman,
Mungkin akan dikira cuma satu rayuan,
Sedang dijiwa menabur kesan...

Tak sadarkah kau sedang dirindu..?
Atau sengaja berpura tersipu…?
Membaca baris syair sebagai hiburan pengisi waktu...?

Andaipun iya,
Tak Kukhawatir diri kan tersisihkan,
Sebab nasib perindu kadang memang demikian.

By : Wahyu Sumut Kembara
29 Oktober 2011.
Kelambu Malam, Tanjungbalai, Sumatera Utara.



RUJUKLAH KEMBALI TANYA

Hubungan itu tidaklah sesempit perkiraan aku suka dan kau pun suka,
Yang utama adalah tentang siapa yang aku dan kau cinta,
Jangan salah 'sebab karena' dalam merangkai cita,
... Kesalahan bisa fatal tanpa diduga,
Demikian pula aku padamu sebaliknya...

Kelak...
Akan ada masa aku butuh teman bersandar,
Meski tak kupungkiri sesekali akan bertengkar,
Ada masa aku melemah,
Dan aku butuh dorongan walau tak harus dipapah...

Maafkan aku...
Engkau membuatku jadi semakin jauh darimu...
Semakin aku merindukan engkau menjadi hamba ALLAH,
Semakin kulihat kau seperti menjadi hamba dunia...
Aku bukanlah sang pemberi janji,
Sebab semua adalah ketentuan-NYA...

Mari kita rujuk tanya kembali,
Karena siapa cintaku dan cintamu sebelum sama kita jalani....???
Sebelum itu, maafkanlah aku.

By : Wahyu Sumut Kembara
02 November 2011,
Rumah Sunyi, Tanjungbalai, Sumatera Utara.



TUAN PUTERI NEGERI IMPIAN

Pulangmu manja dapat membuatku terkapar lesu,
Ekor matamu seolah memberi hati,
Bening kupandang, dan kaupun hilang...
...
Bukan merayu,
Sebab aku tak berani menabur harap padamu,
Jatuhku pernah dalam,
Kinipun masih terdampar dihamparan...

Akh...
Indahmu mengagumkan,
Kusembunyikan dari lisan,
Ingin ku elus pipimu menawan,
Tapi kuyakin kau keberatan,
Andaipun tidak, aku khawatir laknat TUHAN...

Wahai bidadari hati,
Mungkin bagiku kau cuma bisa jadi tuan puteri negeri impian.

Karya : Wahyu Sumut Kembara
Sabtu, 29 Oktober 2011.
Tanjungbalai, Sumatera Utara.



NOMOR DIHATI

Perpisahan itu datang jua,
Pesawatku telah menunggu,
Begitu pula denganmu,
... Air matamu iringi pergiku...

Telah sampai aku sayang,
Bermukim kembali ditanah kelahiran,
Empat tahun kini berlalu,
Kabar darimu pengobat hati...

Tiap ada kesempatan,
Kuputar nomor itu,
Nomor yang menghubungkanku padamu,
Atau kuhantar pesan singkat,
Bertanya ini dan itu,
Kadang menangis atau tertawa bersama...

Perbuatan ini terasa wajar,
Padahal kita mungkin tak dapat lagi berjumpa,
Entah aku menanti apa,
Ataukah aku yang masih belum juga siap,
mengucapkan 'SELAMAT TINGGAL' kepadamu.

Perbuatan ini terasa wajar,
Dan nomor itu hingga kini masih tetap kuputar.

Karya : Wahyu Sumut Kembara
Minggu, 23 Oktober 2011,
Tanjungbalai, Sumatera Utara.



ALINEA KU DIBUKU HIDUPMU

Aku melihat paragraph hidupmu tersusun penuh arti,
Menuntun penamu untuk terus,
Menjadikan buku kehidupanmu gemilang seterang bintang..
...
Entah aku ada dialineamu atau tidak sama sekali,
Yang pasti aku pernah tersurat dalam buku hidupmu,
Walau hanya tertulis sebagai setitik noda hitam...

Engganmu pernah menggoreskanku sebagai pengganggu,
Itu hal yang wajar,
Sebab aku adalah susunan tulisan yang tak teratur,
Kadang muncul setelah spasi,
Atau mungkin tak pernah ada sama sekali.

Karya : Wahyu Sumut Kembara
Rabu, 27 Oktober 2011.
Tanjungbalai, Sumatera Utara.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar