Kamis, 04 Desember 2014
JIWA TANPA CAHAYA
Ketika semu mengusik ranjang haribaan.
Sang waktu terus bergulir mengacak angan.
Mengajak raga terbaring menyemai kerinduan.
Dipersaksian rerinai sendu mencoret lembaran kelam kepasrahan
Adalah halimun bumi sengaja mengunci diri
Menyekap imaji dalam peron-peron mimpi.
Dan... Merkurius hilang di balik renjai tawa mentari.
Membinasakan kehangatan kasih sayang semu
Yang terukir sepanjang neptunus.
Adalah aku yang bergulir mengeja cahaya
ketika malam-malam hitam terkapar tanpa udara
pengap membabtis jiwa tertungkup meteor yang melayang menguak misteri...
Dan aku... Lelah berotasi..
Antara yupiter menuju bumi..
Hingga aku terbenam dalam candu kehampaan dayaku..
Mengejar aries yang tlah berlalu bersama venus..
Haruskah aku putuskan jarak..
Hingga mentari dapat menyuap cahaya pada pluto.
Diri yang hitam kecil dan nyaris mati.
Agar dapat menatih hidup tanpa titian.
Walau dalam kegelapan semesta.
Haruskah...
Tanyaku hanya berbingkai tanda tanya tanpa akhir.
Walau hanya secuil tanya terlintas..
Dan jawabnya hanya tiada aku bisa
membawa jiwa tanpa cahaya melangkah seorang diri.
bY : vievie
Jakarta, 04 desember 2014.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar