Sabtu, 18 Agustus 2018
DIRGAHAYU INDONESIAKU DIRGAHAYU PEMUDA INDONESIAKU
Walaupun harinya belum dan telah berlalu.
Kami terjaga sudah dari lelapnya mimpi nan indah.
Adakah kamu tatap mentari yang mengintip diufuk timur.
Hangatnya ramah menyapa, atau pernahkah kau dengarkan siulan burung-burung yang kicaunya mesra menyapa.
" SELAMAT ULANG TAHUN INDONESIA ku, SELAMAT ULANG TAHUN PEMUDA INDONESIA ku. PEMEDA INDONESIA kita semua".
Kuciptakan Puisi untukmu, Tulus pula kurangkaikan Harap.
Dalam sebingkai Do'a.
Semoga Hari Ulang Tahun Republik Indonesia k dan Ulang Tahun Pemuda Indonesia kali ini adalah...
Hari yang paling berarti
Menjadi Pemuda INDONESIA KUAT, Pemuda INDONESIA HEBAT, Pemuda INDONESIA BERMARTABAT.
Dengan visimu : Kita Adalah Satu, Jangan Robek Merah Putihku " INDONESIA Kerja,
Kerja untuk negara, kerja untuk Bangsa dan Kerja untuk Rakyat.
#puisi_HUT_RI_HUT_KNPI
Oleh : Tan Ahmad
NALAR KELU
Kau, teduh dalam keluh
Papah angan tumpah
Bermuara di jendela koma
Kala sapa ratapi murka
Diam, dalam ramai rasa
Kutip remah rasa di beranda
Lepas, dihempas angin
Sisakan rerona serpihan
Aku, titipkan bara
Pada remang nyala lentera
Ketika kunang-kunang terbang
Bawa serta jejak bayang
Aku lelap di bilik diammu
Biarkan, tanpa jawab
Karena kutahu, bukan ambigu
Hanya nalar kunci waktu
#DewaBumiRaflesia_15_08_18
Selasa, 14 Agustus 2018
TERBUANG
Kamikah kaum terbuang itu?
Dibiarkan menjadi benalu diantara rindang pohon randu.
Kami kah kaum yang terlupakan itu?
Bertahun-tahun mengabdi dengan mimpi satu saat jadi Umar bakri.
Ternyata hanya jadi Umar bakri yang bernasib serupa kuli.
Di paksa berhenti setelah tak berguna lagi.
Ibarat buruh cuci yang harus pergi setelah adanya mesin cuci.
Kami berhenti seperti telah mati.
Percuma menjadi guru.
Bila statusmu serupa babu.
Percuma jadi guru bila gajimu lebih rendah dari tukang sapu.
Untukmu guru-guru honor disekolah.
Jangan habiskan masa mudamu mengajar di sekolah.
Atau nasibmu akan serupa sapi perah.
Dijagal setelah habis masa perah.
Medan , 14 agustus 2018.
Yuliza yuna
PUISI CINTA
Cinta…
Tak pernah mengenal waktu
Cinta…
Tak pernah mengenal tempat
Cinta itu tulus
Cinta itu murah hati
Cinta itu rela berkorban
Cinta itu setia
Jangan pernah khianati cinta
Kalaupun hubungan kita sampai di sini
Bukan rasa cinta yang membuat itu
Tetapi keadaanlah yang memisahkan
Ku yakin
Cintaku dan cintamu bersemi
Walau di dalam hati
Semoga cinta jugalah yang mempertemukan kita
Semoga cinta juga yang mengantar harapan kita
Agar kita dapat hidup berdampingan.
#Puisi_Cinta_Tan_Ahmad
Jumat, 03 Agustus 2018
RINDU
Setepat engkau mengatakannya
Kau hapus semua jejakmu
Tanpa sisa
Selain kenang
Seperti naskah yang telah di jilid
Mungkin rasa membawamu
Tersesat di pulau angan
Tanpa harap kan berlayar pulang
Tempat kembali
Serupa semai yang akan tumbuh
Mengilhami tunas-tunas yang membawa rona ke senja
Dan senja ke baka
Karya : Layla Dct
Seluma, 27 Juli 2018
GAUN AIR BERSELIMUT PILU
Detak ombak melambai pilu dermaga laut
Awan hitam menangis berubah putih
Bintang bersembuyi seperti berteduh
Panorama langit di malam ini sungguh perih
Bisik bibir laut bermandi pasir
Tubuhku lemas berselimut pasir laut
Basah tiada bergaun ombak laut biru
Jatungku berhenti sejenak mataku
Tertutup lembah pasir butiran laut
Lemas sekujur tubuh tak ada daya
Terhimpit kepiluan tangisan jari
Kembar laut tuangkan sejuta resah
Sukma ning tirta naluri berkunjung ke atas langit
Kasih aku tugu jemputmu melambai
Tirai telaga lembah ombak berawan
Wangi berbalut sehelai pasir terdampar
Muara tiada kembali sungguh kejam hatimu kasih
■■KARYA: TASYA ALIZA PUTRI ■■
Percut 2_Agustus _2018
#gadisembun
#untukmu_penjaga_hatiku
Langganan:
Postingan (Atom)