Kamis, 14 Juni 2018
SYAIR HIDUP SANG PENDOSA
Ya,, sudah lah
Sudah lah...
Ini bulan penuh rahmat penuh ampunan...
Bagi ku yang lalu biar lah berlalu. Semua akan menjadi kenangan indah. Pembelajaran agar lebih hati hati dalam bersikap bertindak dan berfikir.
Semua ada hikmah. Semua ada arti. Yaaaa,, ini lah hidup. Tergerus oleh waktu.
Daun muda akan tumbuh, daun tua akan gugur. Musim akan berganti, manusia akan beregenerasi. Semoga saya, kita tidak memikirkan diri sendiri, mari kita fikirkan anak kita kalau tidak mampu memikirkan cucu cicit kita..
Mungkin kita merasa menang karena orang lain diam. Tapi, diam nya orang lain bukan karena dia tidak tau atau krn dia takut, tapi mungkin saja dia malas ribut atau malu untuk ribut.
Yang merasa kalah, tetap lah tenang.. Tetap la berusaha agar menjadi pemenang sejati. Krn kemenangan bukan karena hanya yg mendapat piala, piagam atau hadiah. Pemanang sejati ialah saat kita mampu meredam emosi saat kita mampu membuat hati damai. Saat kita mampu tersenyum melihat kemenangan orang lain, dan juga, pemenang sejati saat dia mampu melakukan yg terbaik semampu hati jiwa tenaga dan ikhlas.
Aku disini, mungkin diam atau dianggap orang diam. Ya, memang diam. Diam se diam diam nya. Sampai orang terdiam saat melihat aku mampu diam. Krn dunia ini bukan lah akhir. Ada akhir dari segala nya.
AKHIRAT! Mngkin nanti disana aku mampu berbicara tentang semua yg aku ketahui. Atau sekedar melihat dan menonton KEJUJURAN mu yg tak mampu engkau bendung.
Ya sudah lah....
Mungkin orang lain berfikir aku bodoh. Ya, aku memang bodoh. Tidak sepintar orang yang merasa pintar..
Ada saat nya aku atau keturunan ku yang membuktikan aku BODOH benar benar BODOH atau PINTAR atau merasa PINTAR bahkan benar benar PINTAR.
Ya sudah lah...
Mungkin orang berfikir aku pengecut.
Tapi ada saat nya aku akan menunjukkan ke BERANI an ku atau keturunan ku akan menunjukkan KeBERANIanku, atau aku pura2 berani atau sok berani.
Ya sudah lah....
Emongan manusia punya batas. Batas kemapuan mempertahankan sebuah kebenaran omongan. Tapi bukan sebuah hakikat kebenaran.
Ya sudah lah.
Aku memang pendosa
Benar benar pendosa
Menunjukkan diri sebagai pendosa
Yang mencoba membenah diri
Tapi bukan manusia yang merasa suci.
Berlindung di balik agama.
Mempertopengkan agama
Mencari , mengais mentas namakan agama.
Ya sudah lah.
Tidak semua mampu mengatakan
AKU PENDOSA.
Yang mecari kebenaran
Mencari hakikat sebuah hidup
YAng selalu bertanya "akan kemana aku saat nyawa meninggalkam raga?"
Ya sudah lah
Aku tak berani mengatakan
"aku akan pergi ketempat indah saat nyawa meninggalkan raga, walau pun aku pendosa"
Aku, kau berasal dari Zat yang sama
Dan akan kembali kepada Zat yang sama.
Akan di tempat kan pada tempat yang sama
atau munkin di tempat yang berbeda.
Ya Sudah lah.
Lupakan semua saat ini.
Andreant Hanif
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar