Minggu, 04 September 2016
SIRNANYA EMBUN
Bergegas ku terbangun dari mimpi.,
Membuka akan kamar sederhana ku.,
Diri melihat,
Malam sepi telah hilang,
Berubah akan pagi gemilang,
Terasa nyaman dipagi itu,
Itu yang ternanti,,..
Mataku liar membinar,
Menyapu akan keindahan pagi,
Tiba- tiba hati terasa tak tenang,
Seakan- akan ada yang hilang dari luput pandangan,
Namun mata jeliku menemukan.,
Dia adalah "EMBUN"
Embun jernih yang ku kagumi.,
Ia bersembunyi,
Bersembunyi diribuan pelopak bunga taman miniku.,
Ia memberi kesejukan, kelembutan, dan ketenangan jiwa dibangun tidurku.,
Tanpa harus dia sadari, aku terus memandangnya.,
Namun itu semua sesaat,
Dimana niat akan menggapai,
Ia sirna hilang mengering.,,
Sejenak ku terbodoh, linglung serta bingung,,
Entah mengapa.!???
Sepintas dibenak ku temukan jawaban.,
Ia sirna hilang mengering karna suhu panas matahari semakin tinggi.,
Jawaban itu menimbulkan jawaban baru dibenakku.,
Apakah diriku terlalu kesiangan untuk menggapainya.!??
Ataukah ku masih terbuai dalam mimpiku.!??
Ku lapangkan dada dihari ini,
Karna masih ada embun dikeesokan hari,
Akan ku buktikan pada matahari,
Embun berbeda dengan udara,
Embun memiliki wujud.,
Ia dapat digapai,,
Dengan berjuang bangun lebih pagi,
Meninggalkan mimpi mendahului metahari.,
Esok hari akan lebih baik lagi,,
Amin,,
Oleh : Sasendy Al-faruq
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar