Setengah abad melangkahkan kaki
mimpi anak desa memeluk nusantara
menikahi ibu pertiwi , kabupaten / kota mutiara khatulistiwa
kukira kaki telah melanglang buana ternyata cuma sedepa
selangkah kekanan, selangkah kekiri selebihnya disitu saja
Seperempat abad pengabdian Prajurit Bhayangkara
mimpi anak desa pendekar berpedangkan hati nurani
berteriak lantang nyatakan apa adanya semestinya
kukira karyaku beri warna ternyata cuma setitik tanda baca
demi organisasi, hirarkhi selebihnya apa kata sang penguasa
Seribu judul aksara telah kusandingkan setiap harinya
mimpi anak desa pujangga berhati mulya
mengencani aksara menuturkannya sederhana
kukira tiap atmosfir sudah kutulis ternyata cuma sederet kata
tentang asa, rasa dan raga selebihnya bunga-bunga kata
Aduh Gusti Pangeran Welas Asih, ampunkan jumawaku
sadarkan ego, redam amarah dan bukakan pintu hatiku
beri waktu berbenah jiwa raga sebelum menghadap MU
mampukan hamba mensyukuri nikmat hidup dan kehidupan ini
membuat berarti sisa waktu hidup yang KAU beri....
Oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham.-
(JT) Pondok bambu istanaku, Sabtu 03 Agts 2013. 10:02wib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar