Tajam pedang yg menembus dadaku
tak seberapa tajam dari bahasamu
begitu kental melipat sukma menjadi sepucuk puisi
Dan ktika pengkabaran itu tiba
semakin tajam lagi bahasa burung mengokang senjata
melihat dengan sebelah mulut dan mata
hingga jadilah gerimis
walau suaranya tak lagi nyaring.
Ahh..
aku tak berdaya lagi
mendapati segudang kebencian yg meronta-ronta
saat pulang sebelum usai berjuang
Oleh : Putra Pengembara Azza

Tidak ada komentar:
Posting Komentar